Webinar Literasi Digital Kota Jambi Ulas “Peran Literasi Digital Mengubah Budaya Konsumtif Menjadi Produktif”
sekitarjambi.com – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Jambi terus bergulir. Pada Selasa, 7 September 2021 mulai pukul 09.00 WIB, dilangsungkan webinar bertajuk “Peran Literasi Digital Mengubah Budaya Konsumtif Menjadi Produktif”.
Kegiatan masif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini, bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif, sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif untuk mengidentifikasi hoaks, serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Pada webinar yang dihadiri 87 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber berkompeten dalam bidangnya, yakni Dr. Tantan Hermansah, M.Si. selaku Ketua Prodi Magister KPI UIN Jakarta dan Direktur Pendidikan dan Inovasi Yayasan Syahid Jakarta, Muhamad Arif Rahmat, SHI selaku Certified Life Coach, Ade Novia Maulana, B.Sc., M.Sc. selaku Dosen UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi & Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Asriyadi, S.Sos.I selaku Wakil Ketua KPID Provinsi Jambi serta Pegiat Pemilu & Demokrasi. Pegiat media sosial yang juga merupakan Senior Anchor Metro TV, @wahyuwiwoho bertindak sebagai Key Opinion Leader dan memberikan pengalamannya.
Pada sesi pertama, Tantan Hermansah mengatakan, media sosial bukan hanya sebagai sarana mencari informasi, namun juga untuk usaha atau bisnis.
“Menjadikan media sosial sebagai ruang bisnis cukup strategis, asal dilakukan dengan cara-cara yang benar,” ungkapnya.
Giliran sebagai pembicara kedua, Muhamad Arif Rahmat menuturkan, risiko siber memang ada di lingkungan sekitar.
“Risiko siber adalah risiko kerugian yang terkait dengan sistem teknologi, dapat berupa kerugian materi atau keuangan,” ujarnya.
Tampil sebagai pembicara ketiga, Ade Novia Maulana menjelaskan, Indonesia sudah menapaki era industri 4.0, ditandai dengan serba digitalisasi dan otomasi, konsekuensi logis atau dampak dari perubahan-perubahan yang ditimbulkan seperti bermunculan start up (gojek, buka lapak, toko pedia, dll).
Pembicara keempat, Asriyadi menegaskan, semakin tinggi kemampuan literasi seseorang, maka akan semakin luas pula wawasan yang dimilikinya.
“Jangan sampai teknologi sudah maju, tetapi penggunanya belum maju,” ungkapnya.
“Peranan literasi digital mengubah budaya konsumtif menjadi produktif, salah satu cara yang saya tawarkan adalah dengan cara belilah fungsi bukan gengsi, belilah sesuai kebutuhan bukan keinginan,” tambahnya.
@wahyuwiwoho sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan, di era yang serba digital saat ini, setiap individu hidup dalam hyperconnectivity.
“Kita semakin mudah dan cepat terkoneksi dengan siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Hyperconectivity masuk ke ruang transaksi yang membentuk kita menjadi konsumtif,” ujarnya.
Pada webinar kali ini, para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan. Terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Rizki Anggun, salah seorang peserta menanyakan, “Apa tantangan terbesar kita dalam menjalani bisnis online dan apa strategi kita dalam menghadapi situasi pasar yang sering berubah?”. Pertanyaan berikutnya oleh peserta bernama Kodrat Zulfi, yang menanyakan “Bagaimana metode yang diterapkan dalam menjaga keamanan tatanan ruang digital, mengingat kecanggihan teknologi informasi semakin membuat risiko kejahatan digital semakin luas?”. Pertanyaan juga hadir dari peserta yang bernama Griselda, “Bagaimana mengajak kaum milenial sebagai agen of change dari kebiasaan konsumtif menjadi produktif, terkadang dari mereka malas untuk meng up grade diri untuk bisa fight di masa pandemi?” dan pertanyaan hadir dari Novita Susilowati, “Beragam persoalan seperti informasi hoaks, pelanggaran privacy, cyberbulling, konten kekerasan, pornografi dan adiksi media digital dianggap sebagai persoalan masyarakat digital terkini, pertanyaannya apakah permasalahan tersebut muncul karena rendahnya literasi digital Indonesia?”.
Diketahui, webinar ini merupakan kegiatan kedua puluh satu, dari 37 kali webinar yang akan diselenggarakan di Kota Jambi. (Tim)