Program Pascasarjana Peternakan UNJA Gelar Webinar Akselerasi Pengembangan Terintegrasi

sekitarjambi.com – Jambi, Selasa 24 November 2020, Program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Jambi menggelar webinar nasional, bekerja sama dengan PUI-PT SIFAS melalui aplikasi zoom. Webinar ini diikuti oleh akademisi dan mahasiswa Peternakan se-Indonesia.

Webinar ini mengambil tema Akselerasi Pengembangan Kawasan Terintergrasi, dihadiri oleh Rektor Universitas Jambi Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. sekaligus membuka kegiatan, Ketua LP2M Universitas Jambi Dr. Ade Octavia, S.E., M.M., dan Direktur Pascasarjana Universitas Jambi Prof. Dr. Hj. Anis Tatik Maryani, M.P.

Rektor Universitas Jambi, Prof. Sutrisno dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan tersebut. Hal ini diharap dapat menumbuhkan semangat penerapan kampus merdeka dan merdeka belajar di Universitas Jambi. Menurutnya, penelitian riset dosen menjadi suatu titik tumpu bergerak suatu inovasi di Perguruan Tinggi.

“Saya berharap agar tumbuh dengan baik semangat penelitian, baik akademisi dan mahasiswa,” ujarnya sekaligus membuka kegiatan webinar.

Adapun pembicara pada kegiatan webinar nasional tersebut adalah Ir. Sugiono, M.P. selaku Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak KEMENTAN RI, Dr. Andre. R. Daud, S.Pt., M.Si. selaku Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran, Ir. H. Yusrizal, M.Sc., Ph.D. selaku peneliti senior PUI-PT SIFAS Universitas Jambi, dan Wayan Supadno selaku Pengusaha Kelapa Sawit. Webinar tersebut dipandu oleh moderator Dr. Ir. Mairizal, M.Si. selaku dosen Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

Andre R. Daud selaku pembicara membawakan materi tentang “Lahan Bekas Tambang Untuk Pengembangan Peternakan”. Materi tersebut merupakan hasil penelitiannya di bekas tambang di kawasan Kalimantan Timur. Ia mengatakan pengembangan sapi potong di lahan pertambangan, secara substantif memanfaatkan kawasan ekas lahan tambang yang terintegrasi dengan cermat, karena biasanya lahan bekas tambang selalu dibiarkan begitu saja. Akan tetapi terlepas dari hal tersebut, tantangan dalam pengembangan ternak tersebut perlu berkolaborasi dengan stakeholder.

“Perilaku produksi ternak tradisional harus selaras dengan perencanaan usaha yang terstruktur. Tantangan lainnya ialah menekan biaya revitalisasi lahan untuk sumber pakan,” papar Andre.

Wayan Supadno selaku pengusaha kelapa sawit, pada kesempatan ini membawakan materi tentang pengembangan peternakan sapi di lahan kelapa sawit. Wayan mengatakan, ada mutualisme antara kelapa sawit dengan peternakan sapi yang disatukan. Salah satunya kotoran sapi tersebut dapat diolah menjadi pupuk kohe.

“Pupuk kohe memiliki unsur hara yang lengkap dan tinggi. Jika rumput dikendalikan dengan herbisida jadi sumber pemborosan dan perusak tanah mikroba. Bahkan flora dan faunaakan mati, padahal itu adlah hal penting,” ujarnya.

Sebagai pengusaha yang berjuang dari dari titik terbawah Wayan mengatakan, untuk stakeholder yang terjun di dunia pertanian dan peternakan, agar menjadi petani yang bahagia.

“Jadi petani harus bahagia, karena bangsa ini agraris,” pungkas Wayan.

Sementara itu, Sugiono selaku Direktur Penelitian dan Produksi Ternak KEMENTAN RI, membawakan materi “Kebijakan Percepatan Produksi Ternak Nasional”. Selaku Peneliti yang telah bergelut lama di dunia peternakan, Sugiono menjabarkan bagaimana tantangan pengembangan peternakan di Indonesia.

Dan pemateri terakhir, Ir. Yusrizal selaku Peneliti senior PUI-PT SIFAS membawakan materi sumber daya pakan potensial asal bungkil inti sawit untuk produktivitas unggas dan lingkungan.

“Bungkil inti sawit jika difermentasi dapat mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler,” ujarnya. (Dm)

Bagikan

Tinggalkan Balasan