Presiden RI Terpilih Prabowo Ubah Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis

sekitarjambi.com – Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, telah mengganti nama program makan siang gratis menjadi program makan bergizi gratis.
Menurut juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, perubahan nama tersebut bertujuan untuk memberikan makna yang lebih dalam pada program tersebut. Di samping itu, ia menuturkan bahwa Prabowo ingin menyampaikan pesan yang lebih kuat untuk publik.
“Jadi tentu yang ingin disediakan Pak Prabowo itu bukan hanya sekadar ‘makan’, namun makan yang bergizi dan gratis,” ujar Dahnil dikutip Sabtu (31/5/2024).
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hamdan Hamedan, menjelaskan bahwa perubahan istilah dari makan siang gratis menjadi makan bergizi gratis bertujuan bahwa makanan terkadang perlu diberikan di pagi hari, misalnya, untuk anak-anak sekolah dasar dan balita, dan tidak harus selalu pada siang hari. Oleh karena itu, istilah makan bergizi gratis dianggap lebih tepat.
“(Alasan diubah menjadi makan bergizi gratis) Seperti penjelasan Pak Prabowo,” ujar Hamdan.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMENDIKBUDRISTEK), Tatang Muttaqin, menyatakan bahwa program makan bergizi gratis akan sulit direalisasikan jika dananya diambil dari anggaran pendidikan. Hal ini disebabkan oleh sifat anggaran pendidikan yang terkunci.
Sebagai contoh, anggaran untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah saat ini dialokasikan untuk sekitar 1 juta mahasiswa dengan total Rp 14 triliun. Anggaran tersebut tidak mudah dialihkan ke program lain karena KIP Kuliah diberikan selama empat tahun.
Hal serupa juga berlaku untuk anggaran tunjangan guru, dosen, dan guru besar, yang tidak mudah untuk dipindahkan. Oleh karena itu, Tatang menekankan perlunya diskusi lebih mendalam antara Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan dan kementerian atau lembaga terkait mengenai program makan bergizi.
“Perlu dilihat secara utuh berapa fiskal total sehingga proporsi 20 persen dari APBN untuk pendidikan itu berapa besarnya,” ujar Tatan. (Iz)