5 Alasan Seorang Istri Pertahankan Rumah Tangga Meski Mengalami KDRT

sekitarjambi.com – Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2004, setiap orang dilarang melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya dengan cara kekerasan fisik, perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, ataupun luka berat.

Tidak hanya itu, ada banyak dampak negatif yang bisa dialami korban KDRT terutama istri, seperti diantaranya masalah kesehatan fisik, hingga kesehatan mental seperti gangguan kecemasan dan depresi. Meski demikian, tidak sedikit pula seorang istri mungkin saja tetap ingin bertahan di dalam pernikahan, meski mengalami KDRT.

Berikut tim sekitarjambi.com rangkum 5 alasan mengapa istri lebih memilih mempertahankan rumah tangga meski telah mengalami KDRT, yang dihimpun dari berbagai sumber.

  1. Pengaruh Sosial
    Istri yang merupakan korban kekerasan kerap menerima hujatan dari banyak orang. Hal ini juga memicu ketakutan tersendiri untuk korban kekerasan. Ia akan menerima banyak pertanyaan dan orang menghakiminya sebagai wanita yang tidak bisa menjaga rumah tangga. Pengaruh sosial inilah yang sulit dihadapi kebanyakan wanita korban kekerasan.
  2. Ketergantungan Pada Pasangan
    Ikatan emosional istri terhadap suami membuat keraguan istri mengungkap adanya kekerasan. Ketergantungan dan tidak bisa meninggalkan pasangan, karena rasa sayang, perasaan membutuhkan pasangan baik dalam hal materi dan bathin, akan membuat korban kekerasan memilih bertahan dan diam.
  3. Berpikir Bahwa KDRT Normal
    Tidak sedikit pula istri yang berpikir bahwa kekerasan yang diterima, sebenarnya adalah hal normal. Ia meyakini suami memang memiliki hak untuk memukul wanita. Untuk hal tertentu mungkin iya, namun memukul pun ada batasnya, dan inilah yang tidak diketahui beberapa wanita. Karena prinsip-prinsip dasar itulah, terkadang seorang wanita memilih diam saja ketika mendapat perlakukan kekerasan fisik dari pasangannya. Padahal lebih baik jika angkat bicara dan keluar dari hubungan rumah tangga yang toxic.
  4. Ketakutan
    Karena rasa takut terhadap suami, istri memilih bertahan dalam hubungan beracun. Ketakutan dalam hal ini seperti adanya ancaman karena akan dihukum pasangan, dan ketakutan karena nantinya tidak ada orang yang bisa menolongnya.
  5. Faktor Anak
    Alasan dasar yang cukup banyak dijadikan alasan adalah ingin anak-anaknya dibesarkan di rumah bersama kedua orangtuanya. Bisa juga ingin memberikan masa depan yang lebih baik, atau mencegah trauma perceraian di masa depannya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh salah seorang selebriti Indonesia Lesti Kejora. Ia mencabut laporan KDRT oleh suaminya dengan alasan ingin mempertahankan rumah tangganya karena anaknya, yang kerap disapa Baby L. (Iz)
Bagikan