Webinar Literasi Digital Kota Jambi Gaungkan Semangat “Jaga Bersama Ruang Digital Kita”
sekitarjambi.com – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Jambi terus bergulir. Pada Rabu, 11 Agustus 2021 mulai pukul 09.00 WIB, dilangsungkan webinar bertajuk “Jaga Bersama Ruang Digital Kita”.
Kegiatan masif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini, bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif untuk mengidentifikasi hoaks, serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Pada webinar yang dihadiri 37 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber berkompeten dalam bidangnya, yakni Donny Prayudi Nugroho selaku Chief Of Academic Officer NUEFA Digital Campus, Dr. Lintang Ratri Rahmiaji S.Sos., M.Si. selaku Dosen Ilmu Komunikasi UNDIP, Japelidi, Reni Aryani, S.Kom., M.S.I. selaku Asisten Ahli, Sekretaris Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Jambi, serta Ahmad Riki Sufian selaku Dosen UIN Jambi dan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jambi.
Pegiat media sosial yang juga sebagai social network marketer, HDI enterpriser, pengusaha @ayamtangkapblangbintang, owner @ramestudio20 dan @fantastical.id, @faniemaulida bertindak sebagai Key Opinion Leader dan memberikan pengalamannya.
Pada sesi pertama, Donny Prayudi Nugroho mengatakan, menjadi pengguna internet yang baik dapat mendorong terciptanya kehidupan sosial yang baik juga di ruang digital.
Giliran sebagai pembicara kedua, Lintang Ratri Rahmiaji menuturkan, bisa menjadi dampak pada diskriminasi, kekerasan, konflik sosial hingga penghilangan nyawa yang akan terjadi akibat dari hatespeech, hoaks dan perundungan siber.
Tampil sebagai pembicara ketiga, Reni Aryani menjelaskan, internet adalah sumber daya terbaik untuk memperoleh informasi dan pengetahuan.
Dan tampil sebagai pembicara keempat, Ahmad Riki Sufian mengatakan, saat ini ponsel adalah perangkat paling nyaman digunakan sekaligus paling rentan mengalami serangan digital.
“Keamanan digital harus dilakukan secara berlapis dan konsisten,” tegasnya.
@faniemaulida sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan, dalam menjaga ruang digital harus menjaga etika dalam bermedia social.
“Jangan hanya di internet kita jadi merasa semena-mena dalam mengomentari postingan orang. Kalau saya sendiri mungkin saya tidak bisa mengontrol orang lain, tapi saya bisa mengontrol diri saya sendiri untuk tidak melakukan yang merugikan orang lain,” ujarnya.
Pada webinar kali ini, para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan. Terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Reza widya saputra, salah seorang peserta menanyakan, “Bagaimana sebaiknya etika kita untuk menyampaikan pesan yang dianggap penting agar segera dibaca oleh penerima? Bagaimana juga sikap kita sebagai penerima pesan spam padahal kita sendiri tidak suka untuk dispam? Serta bagaimana bahasa yang sebaiknya digunakan ketika kita menyampaikan pesan agar mudah diterima dan tidak menimbulkan spam?”. Pertanyaan berikutnya hadir dari peserta bernama Wiwit, yang menanyakan “Budaya digital seperti apa yang sebaiknya ditanamkan kepada anak-anak yang saat ini aktif dalam bermedia sosial agar tidak menjadi egois?. Pertanyaan ketiga oleh Predy, “Bagaimana cara agar masyarakat bisa lebih menyukai konten positif daripada negatif?”, dan pertanyaan keempat oleh Rudi Sulaiman Siregar, “Bagaimana cara kita melindungi akun kita dari kejahatan cyber, terutama untuk orang tua dan anak-anak yang masih awam tentang keamanan digital dan juga jika kita terkena kejahatan cyber seperti phishing apakah kita bisa melaporkan?”.
Diketahui, webinar ini merupakan kegiatan keempat belas dari 37 kali webinar yang akan diselenggarakan di Kota Jambi. (Tim)