SKK Migas – PetroChina Gelar Pertemuan Bulanan Kehumasan

sekitarjambi.com – Jakarta, Pandemi Covid-19 telah memaksa industri termasuk hulu migas, untuk mempercepat transformasi digital. Dalam mempercepat transformasi digital, meskipun dapat bermanfaat, juga dapat menimbulkan tantangan tertentu bagi bisnis, terutama dalam menavigasi praktik hubungan masyarakat (HUMAS).
Untuk menjawab tantangan tersebut, SKK Migas – KKKS yang diantaranya yakni PetroChina International Jabung Ltd., menggelar pertemuan bulanan virtual humas dengan tema “Kehumasan di Era Baru” pada Selasa (31/08/21). Acara tersebut dihadiri sekira 100 orang dari SKK Migas dan KKKS secara virtual.
Program and Communication Manager SKK Migas, Susana Kurniasih, dan VP HR & Relations PetroChina Dencio Renato Boele, turut memberikan opening speech. Dencio sekaligus membuka secara resmi pertemuan tersebut.
Dalam pidato pembukaannya, Dencio menyebutkan pentingnya mendefinisikan kembali praktik kehumasan yang terus berubah seiring waktu.
“Dunia humas didefinisikan oleh hubungan antar manusia. Oleh karena itu, model yang ideal selalu berkembang dari waktu ke waktu. Saya berharap acara ini bisa memberikan kita ilmu baru, yang menarik tentang kehumasan di era baru ini,” ujar Dencio.
Dosen Senior School of Communication Unika Atma Jaya, Nia Sarinastiti, dan Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia, Agung Laksamana, didapuk menjadi pemateri.
Dalam sesi tersebut, para pembicara memaparkan tentang pentingnya mendefinisikan ulang praktik kehumasan di dunia yang semakin digital. Nia menyebutkan, perlu adanya pergeseran paradigma dalam membuat rencana kehumasan.
“Penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek dalam merancang rencana humas. Kehumasan perusahaan di era baru tidak bisa berjalan satu arah, perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti penerimaan pemangku kepentingan, strategi pesaing, dan bagaimana keinginan untuk mengukur hasil,” ujarnya.
Sementara itu, Agung berbicara tentang tantangan yang dihadapi dunia bisnis dalam keadaan yang semakin digital. Ia menyebutkan pentingnya menjadi adaptif karena pergerakan dunia digital.
“Digitalisasi tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, kita perlu beradaptasi dengan kebutuhan saat ini dan bersiap untuk mengubah strategi, agar tetap berhubungan dengan audiens,” tuturnya. (Ut)