Perdana Mendaftar dan Berhasil Menjadi TKHI, Sang Perawat KLOTER BTH 24 dari Kerinci Ceritakan Perjalanan Hidup
sekitarjambi.com – Deko Eka Putra merupakan satu diantara Tenaga Kesehatan Haji Indonesia yang bertugas pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024. Bertugas di Kelompok Terbang (KLOTER) BTH 24 Provinsi Jambi, dalam kesehariannya, Deko bekerja di Puskesmas Sungai Liuk yang berada di Sumur Gedang, Kecamatan Pesisir Bukit, Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.
“Saya berasal dari Kabupaten Kerinci, tepatnya di Desa Pendung Mudik, Semurup. Sehari-hari saya bekerja di puskesmas di Kota Sungai Penuh, Puskesmas Sungai Liuk,” ujarnya.
Pemuda lulusan S1 (Sarjana) Keperawatan dan Profesi Ners di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi dan melanjutkan studi S2 (Magister) Keperawatan Jiwa di Universitas Andalas Padang ini bertugas sebagai perawat yang melayani jemaah pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024.
“Bidang kesehatan merupakan suatu panggilan jiwa, ada nurani disana, ada kesempatan kita untuk saling membantu. Karena memang di desa saya di sudut atau di bukit memang hampir tidak ada petugasnya, hanya baru satu sebelum saya,” ujarnya.
Pemuda kelahiran Oktober 1992 ini mengutarakan bahwa keikutsertaannya sebagai Tenaga Kesehatan Haji Indonesia diawali dengan informasi yang ia peroleh dari informasi yang tersebar melalui grup rekan kuliah. Dengan pengalaman teman yang pernah menjadi petugas haji, Deko merasa yakin dan bersemangat untuk mendaftar.
Dituturkan oleh Deko, sebagai petugas haji dirinya merasa sangat beruntung, karena ini adalah kali pertama dirinya melakukan tes, namun langsung dinyatakan lolos. Deko lebih tidak menyangka lagi, lantaran penyiapan berkas dirinya untuk menjadi TKHI dilakukan pada hari terakhir pendaftaran.
“Jadi saya tanya-tanya dia dan kebetulan saya juga sudah hari terakhir saya daftarnya di hari terakhir itu. Alhamdulillah walaupun hari terakhir, saya dapat lulus juga sampai saat ini. Perjuangannya memang sangat berliku-liku dan sangat panjang. Awal kita pendaftaran kemudian kita langsung ujian secara online, langsung dipantau dari pusat dari KEMENKES. Kemudian lulus dari sana kita terbang ke Batam, dalam pelatihan tapi masih dalam seleksi. Kita pelatihan, kita dinilai, kita juga diseleksi. Memang ada beberapa teman-teman yang lain yang gugur disana dan sebelum SK keluar kita masih was-was,” ujarnya.
“Kalau untuk tes tahun ini memang langsung dari pusat, kita daftarnya ke akun pusat, yang mengeluarkan nama-nama juga dari pusat. Provinsi hanya menerima saja,” ujarnya.
Deko menuturkan bahwa sebagai pemuda kelahiran Kabupaten Kerinci dan ditugaskan dalam KLOTER yang berisi jemaah Kabupaten Kerinci, merupakan suatu kemudahan bagi dirinya dan petugas lainnya untuk berkomunikasi dengan para jemaah di KLOTER BTH 24.
“Karena saya juga orang Kerinci, nanti interaksinya juga lebih mudah. Karena di Kerinci kita tahu bahasanya satu desa lain ke desa lain,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa berbagai persiapan telah dilakukan bersama petugas lainnya, baik dari penyiapan poster hingga penyuluhan yang secara rutin akan disampaikan kepada para jemaah, sebagai pengingat agar para jemaah senantiasa menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar selama menjalani rangkaian ibadah di Tanah Suci.
Pada wawancara eksklusifnya, Deko menyampaikan rasa bangga dan terharunya, tidak menyangka bisa menjadi petugas haji di Tanah Suci.
“Bangga terharu dan sangat-sangat tidak menyangka sampai pada saat ini kita pun kadang kalau ingat lagi perjuangan sampai saat ini, diantar keluarga pun juga ikut menangis terharu. Karena memang banyak yang bilang ini sangat beruntung, sudah kita ibadah, kita dapat honor. Jadi memang sangat luar biasa jika kita bisa berada di posisi ini,” ujarnya.
Lulusan tahun 2016 yang tidak langsung terjun di bidang kesehatan ini, diketahui sebelumya menempuh karir di bidang keuangan sebagai karyawan bank. Namun nasib berkata lain, dikembalikan pada bidang ilmu yang dimiliki, Deko lulus menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), dan bekerja di puskesmas sejak tahun 2019 hingga sekarang.
“Kita berjuang, kemudian berusaha yaitu berdoa. Percayalah semua yang ditakdirkan oleh Tuhan, kita berdoa agar kita dipanggil sebagai tamu Allah, sebagai orang yang melayani tamu-tamu Allah. Ikuti prosesnya, niatkan hati dengan tulus bahwa kita untuk melayani tamu-tamu Allah,” ujarnya.
“Selagi kita mengandalkan Tuhan, semua tidak ada yang tidak mungkin, tidak ada yang mustahil. Insya Allah semua akan menjadi haji yang mabrur dan semua akan kembali ke Jambi setelah menjalankan ibadah haji, dan kembali dengan anggota yang lengkap.” tutupnya. (Mk)