Jadi Ketua Regu Jemaah Haji di KLOTER BTH 26, Pemuda Lulusan UIN STS Jambi Ini Ungkap Cita-Cita Jadi Tenaga Pengajar
sekitarjambi.com – Muhammad Abror Muzakkir Muda, pemuda Jambi yang kerap disapa Abror ini mengungkapkan ceritanya hingga bisa menjadi Ketua Regu pada rombongan jemaah haji yang berada di Kelompok Terbang (KLOTER) BTH 26 Provinsi Jambi pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024. Abror mengucap syukur karena bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci pada usia yang masih terbilang muda.
Anak tunggal dari tenaga pengajar atau dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi ini menuturkan bahwa ia mendapat kuota pemberangkatan ibadah haji bersama sang ayah dan ibu. Dirinya didaftarkan berhaji oleh orangtuanya saat berusia 9 (sembilan) tahun.
“Alhamdulillah di usia yang masih muda bisa untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, Alhamdulillah. Saya mendaftar haji itu tahun 2012 di bulan Januari saat itu usia saya masih 9 tahun dan berdasarkan dari peraturan Kementerian Agama masih diperbolehkan,” ujarnya.
Menjadi nikmat syukur yang dirasakan Abror adalah bisa menunaikan Rukun Islam Kelima ini bersama kedua orangtuanya. Menurut Abror, rezeki ke Baitullah adalah impian yang diidamkan seluruh muslim di dunia.
“Alhamdulillah saya berangkat bersama kedua orangtua saya. Ada ibu saya dan ayah saya, Alhamdulillah. Alhamdulillah bisa menggandeng kedua orangtua menuju ke Baitullah, bisa memenuhi panggilan Allah di Tanah Suci bersama kedua orangtua. Dan itu hal yang menurut saya sangat amat bisa disyukuri, jadi nggak ada kata-kata yang bisa sebutin lagi,” ungkapnya penuh haru.
Abror mengungkapkan pada saat pendaftaran dimana ia baru berusia 9 tahun, ia belum memahami bahwa ayah dan ibunya turut mendaftarkan haji dirinya.
“Saat itu sebenarnya saya belum tahu saya didaftarin haji. Saat itu saya dibawa ke bank kalau nggak salah waktu itu BRI Syariah, nah itu dibawa ke bank, saya kira mau dibuatkan akun bank atau gimana gitu, rupanya didaftarin aja, Alhamdulillah,” ujarnya.
Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024, Abror bukan hanya sebagai jemaah, melainkan dberikan amanah menjadi Ketua Regu (KARU), sementara sang ayah menjadi Ketua Rombongan (KAROM). Diketahui, rerata untuk setiap KLOTER BTH, memiliki 11 rombongan, yang masing-masing rombongan memiliki 4 regu. Dimana masing-masing regu menahkodai 10 orang, dimana kinerja yang dilakukan mengikuti arahan Ketua KLOTER. Dengan fisik yang masih terbilang kuat, Abror menyatakan bahwa menjadi KARU merupakan tambahan pahala dan ibadah.
“Alhamdulillah saya ditunjuk sebagai KARU dan ayah sebagai KAROM. Di bawah KARU ada sekitar 10 jemaah dan itu yang mengakomodirnya KARU. Alhamdulillah dipilih berdasarkan tes kemarin tenaganya yang kuat, fisiknya yang kuat, juga untuk membantu para jemaah yang lainnya. Itu semua saya diniatkan ibadah. Sebagai yang di Al Qur’an disampaikan untuk takwa yang terbaik itu dilaksanakan di tempat yang terbaik juga, Insya Allah di Baitullah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi,” harapnya.
Pemuda lulusan S1 (Sarjana) pada Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN STS Jambi dengan perolehan predikat Summa Cumlaude ini menyatakan cita-cita layaknya sang ayah yakni sebagai tenaga pengajar. Profesi sebagai tenagar pengajar diinginkan oleh Abror untuk turut serta meningkatkan kecerdasan bangsa.
“Saya kelahiran 29 Mei 2003 di Kota Jambi. Cita-cita saya ingin masuk ke dunia pendidikan dan ikut untuk meningkatkan kecerdasan bangsa melalui Al Qur’an, Insya Allah,” harapnya.
Abror menuturkan bahwa pada keberangkatan dirinya menjadi jemaah haji, dengan harapan memperoleh ampunan dari Allah SWT.
“Kalau doa dan harapan yang pasti satu sebagai manusia yang banyak dosa mengharapkan ampunan, dan yang kedua menghadap kepada Allah, untuk Allah mengampuni dosa kedua orangtua saya dan menjadikan mereka nanti di akhirat bisa lebih baik, lebih tenang nanti di akhirat. Untuk saya pribadi berharap kedepannya apa yang saya lakukan itu Allah ridhoi, rahmati. Karena kalau Allah sudah ridho, pasti bakal Allah ikutkan dunianya. Jadi kuncinya itu ikutin apa kata Allah, baru nanti dunia yang ikut.” tutupnya. (Mk)