Krisis Sri Lanka Berujung Pengunduran Diri Presiden
sekitarjambi.com – Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa dipastikan akan mengundurkan diri pada 13 Juli 2022, setelah ia diketahui meninggalkan kediaman resmi pada Jumat (8/7/2022). Ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan keamanan menjelang aksi unjuk rasa yang direncanakan pada akhir pekan.
Presiden Gotabaya mundur setelah krisis ekonomi melanda dan memicu aksi unjuk rasa dari masyarakat, hingga menggeruduk kediamannya, Minggu (10/7/2022).
Berdasarkan video yang beredar di media sosial, menunjukan sekitar ribuan masyarakat melakukan aksi demo, hingga memasuki istana megah yang merupakan kediaman Presiden Sri Lanka.
Tentara dan polisi Sri Lanka bahkan tidak mampu menahan kerumunan pengunjuk rasa yang meneriakkan tuntutan pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa, karena kemarahan publik tumbuh atas krisis ekonomi terburuk negara itu dalam tujuh dekade.
Pengunduran diri presiden juga atas tuntutan beberapa partai oposisi yang juga menyerukan agar Rajapaksa mengundurkan diri.
“Presiden dan Perdana Menteri harus segera mengundurkan diri. Jika itu tidak terjadi, ketidakstabilan politik akan memburuk,” ujar pemimpin Partai Kebebasan Sri Lanka dan mantan presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena.
Krisis di Sri Lanka sebenarnya telah dimulai sejak tahun 2019. Krisis yang terjadi saat ini diawali dengan insiden pengeboman di Kolombo dan kota-kota lain pada April 2019 yang menewaskan lebih dari 250 orang. Kejadian ini memberikan pukulan serius bagi industri pariwisata dan diperparah dengan hadirnya pandemi COVID-19. (Iz)