Jemaah RISTI Mendominasi, Petugas Haji KLOTER BTH 17 Responsif Terhadap Pendampingan dan Pelayanan Ibadah

sekitarjambi.com – 374 orang terdaftar dalam jumlah Jemaah dan Petugas Haji pada KLOTER BTH 17 asal Provinsi Jambi. Dari jumlah tersebut, jemaah dengan kategori risiko tinggi (RISTI) mendominasi yakni sebanyak 260 orang.

Terdata pula dalam KLOTER BTH 17 yakni 84 orang terkategori dalam daftar jemaah LANSIA, berada di atas usia 65 tahun. Sementara jemaah dengan menggunakan alat bantu kursi roda sebanyak 6 orang dan tongkat sebanyak 2 orang.
Dilaporkan oleh Petugas Haji Daerah KLOTER BTH 17 yakni Ahmad Syahrizal, dalam pelaksanaan ibadah haji, para petugas haji KLOTER BTH 17 senantiasa berkoordinasi dengan petugas lain mulai dari Daker hingga Sektor.
Dikatakan oleh Ahmad Syahrizal, sebagai petugas haji, pihaknya tidak hanya membantu pendampingan dan pelayanan bagi jemaah di dalam KLOTER BTH 17, namun para petugas dengan sigap dan responsif terhadap permintaan bantuan oleh jemaah dari KLOTER lain.
“Kami para petugas juga membantu jemaah KLOTER lain yang meminta pertolongan. Contohnya jemaah dari Solo, Kediri, dan Lamongan yang meminta bantuan kami,” ungkapnya.
Terkait jemaah LANSIA dan RISTI, Ahmad Syahrizal, mengungkapkan bahwa seluruh Petugas KLOTER yang tergabung, memberikan pelayanan dalam hal ibadah yakni dengan mendampingi, mendorong, dan membawakan kursi roda kepada LANSIA yang membutuhkan bantuan.
“Jemaah LANSIA yang tidak menggunakan kursi roda pun tetap kami dampingi, agar tidak tersesat dan sampai ke Masjid Nabawi hingga kembali pulang ke hotel. Ada beberapa hal yang kita hadapi terutama jemaah LANSIA, terlebih pada awal kedatangan, mereka (jemaah LANSIA) banyak yang kebingungan. Mereka tau jalan menuju Masjid Nabawi, tapi terkadang bingung sampai nyasar ke tempat lain ketika pulangnya untuk kembali ke hotel,” ujar Ahmad Syahrizal.
Dalam menangani permasalahan yang ada, dikatakan oleh Ahmad Syahrizal bahwa Petugas KLOTER bekerja sama dan berkoordinasi dengan Petugas Sektor hingga Petugas KLOTER lain, saling memberikan informasi ketika menemukan jemaah yang kebingungan maupun tersesat, untuk kemudian ditindaklanjuti dalam penjemputan.

“Kami imbau kepada setiap jemaah untuk selalu menggunakan dan membawa kartu identitas yang dengan mudah kami temukan informasi jemaah melalui scan barcode yang tersedia di kartu identitas,” ujar Ahmad Syahrizal.

Ditanya terkait pelayanan kesehatan, diungkapkan oleh Ahmad Syahrizal bahwa dalam memberi pertolongan, petugas senantiasa untuk datang ke kamar jemaah untuk melakukan pengecekan kesehatan.
“Petugas kesehatan kita sangat sigap, responsif sekali terhadap keluhan jemaah. Setiap keluhan jemaah yang memang betul-betul membutuhkan penanganan, petugas tanggapi, memberikan diagnosa, kemudian memberikan pelayanan dan pengobatan. Bahkan petugas kesehatan kita rela sampai datang ke kamar jemaah, demi untuk mengecek, mengobservasi, hingga memberi obat-obatan,” ujar Ahmad Syahrizal. (Mk)