Webinar Literasi Digital Kota Jambi Ulas Tema “Tetap Menjaga & Mengedepankan Norma Pancasila di Era Digital”

sekitarjambi.com – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Jambi terus bergulir. Pada Rabu, 20 Oktober 2021 mulai pukul 09.00 WIB, dilangsungkan webinar bertajuk “Tetap Menjaga & Mengedepankan Norma Pancasila di Era Digital”.
Kegiatan masif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian KOMINFO RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif, sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif untuk mengidentifikasi hoaks, serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Pada webinar yang diikuti oleh 375 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber berkompeten dalam bidangnya, yakni Arie Maya Lestari, S.Si. selaku Master Mentor Sigap UMKM, Muhamad Arif Rahmat, S.H.I. selaku CEO PT Kampung Kaleng Indonesia, Dr. Nurdin, S.E., M.E. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Jambi, dan Imam Khalid, S.Sos., M.I.Kom. selaku Dosen STAI An-Nadwah Kuala Tungkal. Pegiat media sosial yang pernah menjadi Moderator Debat Capres-Cawapres 2019, @tomrist_ bertindak sebagai Key Opinion Leader dan memberikan pengalamannya.
Pada sesi pertama, Arie Maya Lestari mengatakan, hal-hal yang merusak ruang digital diantaranya konten negatif, ujaran kebencian, HOAX, kejahatan, pornografi, dan pornoaksi.
Giliran sebagai pembicara kedua, Muhamad Arif Rahmat mengutarakan, dengan membatasi akses, maka memungkinkan dapat mengurangi risiko pembobolan data.
“Ini penting bagi pembobolan dari orang dalam, segmentasi jaringan internet atau wifi, dan akses pihak ketiga,” ujarnya.
Tampil sebagai pembicara ketiga, Nurdin menjelaskan, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyediakan layanan pendidikan juga memiliki potensi yang menjanjikan untuk meningkatkan hasil pembelajaran.
“Banyak keuntungannya seperti kurikulum yang lebih digital, fleksibel, dan bisa menjangkau lebih banyak mahasiswa,“ ujarnya.
Pembicara keempat, Imam Khalid menegaskan, terjadi suatu perubahan interaksi akibat perkembangan teknologi informasi.
“Kehadiran media digital juga dapat menjadi ancaman atau dapat mengharmonikan keberagaman,” ujarnya.
@tomrist_ sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan, orang-orang yang menggunakan sosmed justru penting sekali ikut webinar ini.
“Untuk tahu berselancar di social media seperti apa, bukan hanya berselancar untuk senang-senang, tetapi juga menjaga norma dan sopan santun,” ujarnya.
Pada webinar kali ini, para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber.
Risa zajana salah seorang peserta menanyakan “Bagaimana sebaiknya peran kita agar tidak ada kejahatan di ruang digital dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila serta bagaimana keefektifan dari UU ITE dalam menanggulangi masalah kejahatan di ruang digital seperti HOAX, dll?”. Pertanyaan berikutnya oleh peserta bernama Indri Dian Revra, yang menanyakan “Adakah trik khusus untuk membedakan akun-akun penipuan yang asli/palsu?”. Pertanyaan selanjutnya oleh Mikha, “Bagaimana masyarakat secara bersama-sama berpatisipasi merubah atau memanfaatkan budaya lama menjadi budaya baru yang lebih efisien dan bagaimana strategi menumbuhkan perilaku dan budaya dalam transformasi digital?” dan pertanyaan oleh Alimah Novi, “Bagaimana mengetahui batasan-batasan etika apa saja yang perlu kita ketahui dalam bermedia sosial di tengah masyarakat Indonesia sebagai negara multikultural serta masyarakat Indonesia dapat menghargai setiap perbedaan budaya yang ada di media sosial?”.
DIketahui, webinar ini merupakan kegiatan ketiga puluh enam, dari 37 kali webinar yang akan diselenggarakan di Kota Jambi. (Tim)