Waspada Bahaya Mengonsumsi Telur Setengah Matang

sekitarjambi.com – Telur setengah matang kerap menjadi favorit bagi banyak orang karena teksturnya yang lembut dan creamy, serta dianggap lebih nikmat dibandingkan telur yang matang sempurna.

Namun, di balik kenikmatan tersebut, mengonsumsi telur setengah matang juga memiliki risiko kesehatan yang perlu diwaspadai.

Berikut adalah tiga bahaya utama dari makan telur setengah matang, dikutip dari beberapa sumber:

  1. Menurunkan Penyerapan Nutrisi

Mengonsumsi telur setengah matang dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi secara efektif. Meskipun telur merupakan sumber protein yang baik, protein dalam telur setengah matang atau mentah tidak dapat diserap tubuh sebaik protein dalam telur yang dimasak sempurna.

Penelitian menunjukkan tubuh hanya menyerap sekitar 50 persen protein dari telur setengah matang dibandingkan dengan telur matang yang mencapai 90 persen.

  1. Menghambat Penyerapan Biotin

Telur setengah matang mengandung avidin yang dapat mengikat biotin, vitamin B7, menghambat penyerapannya. Biotin penting untuk metabolisme tubuh, kesehatan kulit, rambut, dan juga mendukung kerja insulin dalam mengatur gula darah.

Memasak telur hingga matang dapat menghancurkan avidin, sehingga biotin dapat diserap dengan baik oleh tubuh.

Mengonsumsi telur setengah matang atau mentah dapat menghambat penyerapan biotin, yang berpotensi mengganggu fungsi metabolisme dan kesehatan secara keseluruhan.

  1. Terkontaminasi Bakteri

Telur mentah atau setengah matang dapat mengandung bakteri Salmonella, yang dapat menyebabkan keracunan makanan.

Infeksi dapat dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, diare, demam, dan keram perut terutama pada kelompok rentan seperti bayi, orang tua, wanita hamil, dan individu dengan sistem kekebalan yang lemah.

Dalam hal ini, disarankan untuk mengurangi atau menghindari telur setengah matang. Jika menyukai teksturnya, pastikan untuk menggunakan telur yang dipasteurisasi atau memasaknya dengan metode yang mengurangi risiko kontaminasi bakteri. (AD)

Bagikan