Puluhan Tahun Menabung, Arif Sang Loper Koran Naik Haji

sekitarjambi.com – Fendi Arifin alias Arif Koran (58) menjadi salah satu sosok inspiratif pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023 di Provinsi Jambi. Ia bersama sang istri, Fauziah (51) mendapat kesempatan untuk menunaikan ibadah haji di tanah suci.

Merantau ke Jambi pada tahun 1980 dan tinggal bersama sang kakak yang merupakan seorang polisi, Arif yang kesehariannya berprofesi sebagai loper (pengantar) koran ini, harus rela hidup sederhana, untuk merealisasikan impiannya agar dapat menunaikan rukun Islam kelima bersama sang istri.

Sebagai loper koran sejak tahun 1989 akhir dan masih berstatus belum menikah, hingga kini Arif, bapak 4 orang anak ini masih menekuni profesi tersebut. Menikah pada tahun 1994, Arif harus berjuang untuk memperoleh penghasilan tambahan, dengan sesekali berprofesi sebagai tukang ojek. Kini, setiap harinya Arif mendistribusikan sekira 200 eksemplar koran di Kota Jambi, mulai dari wilayah Talang Bakung, Pasar, Kota Baru, Telanaipura, dan Beringin.

Berdomisili di Jl. Iswahyudi RT. 04, Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan Paal Merah, Kota Jambi, Arif menceritakan bahwa yang masih membeli korannya adalah langganan rumah tangga. Maka setiap hari, Arif dengan mengendarai sepeda motornya setia mendatangi setiap rumah langganan korannya.

Setiap harinya, Arif harus mandi di tengah dinginnya cuaca subuh hari sekira pukul 03.00 WIB, lalu menyusun koran. Dan pada pukul 04.00 WIB, Arif sudah keluar rumah untuk mendistribusikan koran. Meski sakit, Arif mengatakan dirinya tetap bekerja. Hal ini didasari bahwa profesinya bukan hanya semata sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah, melainkan juga merupakan hobi yang ia tekuni sebagai orang yang gemar membaca.

“Ya suka dukanya ada. Kalau dukanya itu adalah kalau hari hujan, koran datangnya lambat. Kalau sukanya itu koran cepat datang, maka cepat balik,” Arif menceritakan penuh tawa.

Tidak sedikit kendala yang dihadapi Arif. Selain harus mengantar koran di tengah cuaca hujan, di era perkembangan zaman saat ini, pendapatan yang ia rasakan pun menurun drastis hingga 60 persen.

“Alhamdulillah sampai sekarang saya masih bisa bertahan, karena biarpun 60% menurunnya, memang pelanggan kita masih ada,” ujarnya.

Diawali dengan niatan untuk beribadah, Arif bersama sang istri mengumpulkan uang sejak tahun 1997. Sedikit demi sedikit uang dikumpulkan hingga mencukupi setoran dana haji awal senilai Rp 50 Juta untuk dirinya bersama sang istri. Al hasil pada 2011, Arif bersama sang istri memperoleh nomor porsi keberangkatan jemaah haji, tepatnya pada 3 Oktober.

Arif bercerita, usai membayar pelunasan di tahun 2019, seyogyanya ia bersama sang istri berangkat ke tanah suci pada tahun 2020. Namun keberangkatannya harus batal lantaran penundaan penyelenggaraan ibadah haji akibat pandemi COVID-19. Dengan tidak jadinya berangkat ke tanah suci, sejak tahun 2021 ia bersama keluarga berniat dan merealisasikan pembangunan pesantren.

“Kurang lebih 15 tahun, sedikit demi sedikit saya kumpulkan, ya mungkin ada 10.000 satu hari. Setelah dia kira-kira 1 juta atau berapa gitu, saya setor ke ban. Setelah kira-kira cukup 50 juta, baru saya ambil porsi berdua sama istr. Setelah dapat porsi, saya menabung lagi untuk mencari tambahannya. Alhamdulillah, kemarin 2019 dipanggil untuk pelunasan keberangkatan 2020. Sudah 2020 itu, ternyata pandemi, padahal semua sudah lunas,” ungkap Arif.

“Semangat kerja dan semangat untuk haji itu ada, sedikit demi sedikit. Kadang 5.000, 10.000 satu hari itu. Bismillah kita niatkan, kerja itu niatkan ibadah. Haji niat, Bismillah niatkan untuk ibadah. Ngumpulin duit haji, awalnya tidak mengerti arti haji. Hanya kepingin. Nggak yakin berangkat juga awalnya. Untuk berangkat ini, kami menabung haji terus menerus,” Arif melanjutkan.

Dikatakan Arif, jelang keberangkatan ke tanah suci, dirinya bersama istri menyiapkan perlengkapan, mental, dan kesehatan. Untuk memaksimalkan persiapan tersebut, Arif harus rela beristirahat dari profesi sebagai loper koran terhitung sejak 1 Juni. Diketahui, Arif bersama sang istri tergabung dalam KLOTER BTH 19 yang diberangkatkan ke tanah suci pada 7 Juni 2022.

“Minta doakan kesehatan kita, keluarga kita. Pekerjaan itu jangan mengeluh, yang penting kita jalani, hujan panas harus optimis. Jadi menabunglah dari sekarang, Insya Allah ada niatkan untuk ibadah,” ujarnya.

Salah seorang pelanggan sekaligus tetangga Arif, Nuraini mengatakan, bahwa dirinya berlanggan koran dengan Arif sejak tahun 1996.

“Pak Arif itu orangnya baik, jujur, dan bertanggung jawab,” ujarnya.

Bukan hanya untuk berangkat menunaikan ibadah haji, berprofesi sebagai loper koran, Arif sejak dulu turut menabung hingga memiliki bidang tanah, dan kini bersama sang istri, anak, dan menantu, dirinya mendirikan dan mengelola Pesantren Ma’had Nuurun ‘Ala Nur Litahfidzil Qur’an yang berada di Desa Simpang Limo, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Di lahan sekira 8 hektare yang telah diwakafkan tersebut, Arif turut menjadi tenaga pengajar di pesantren yang ia dirikan bersama keluarga. Diketahui, para santrinya berasal dari berbagai daerah. (Mk)

Bagikan