Data Pemilih PEMILU 2024 Diretas, 204 Juta DPT Dicuri

sekitarjambi.com – Data pemilih PEMILU 2024 yang dikelola Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI kembali bocor dan berhasil dicuri oleh hacker. Pelaku diduga mendapatkan data lengkap pemilih tersebut dengan cara meretas situs KPU RI. Kini, peretas itu tengah berupaya menjual data tersebut seharga miliaran rupiah.
Berdasarkan informasi yang beredar, lebih dari 204 juta data Daftar Pemilih Tetap (DPT) dari KPU RI dijual di dark web seharga 2 Bitcoin atau US$74.000 atau jika dirupiahkan setara dengan Rp 1,2 miliar.
Angka data yang diretas ini pun hampir sama dengan pemilih dalam DPT Tetap KPU RI yang berjumlah 204.807.222 jiwa.
Menurut data yang diunggah di Breach Forum oleh akun anonim “Jimbo”, data yang dicuri berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Kartu Keluarga (No. KK), Nomor KTP dan Passport, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, serta kodefikasi TPS.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menyebut masih mendalami dugaan peretasan yang menyebabkan bocornya Data Pemilih Tetap (DPT) pada PEMILU 2024.
Ketua KPU RI, Hasyim Asyari, mengatakan bahwa sebelum adanya pemberitaan media, pihaknya tidak mengetahui adanya peretasan terhadap data pemilih untuk diambil dan dijual.
“Saat ini KPU telah bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), BARESKRIM POLRI, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Kementerian Komunikasi dan Informatikan (KEMKOMINFO) untuk menangani kasus ini,” ujar Hasyim, pada Rabu (29/11/2023).
Di sisi lain, Hasyim mengatakan pihak KPU RI telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk PEMILU 2024 pada 2 Juli 2023. Dan sudah sejak awal melakukan pengamanan terhadap sistem informasi seputar PEMILU.
Direktur Tindak Pidana Siber BARESKRIM POLRI, Brigjen Adi Vivid Bachtiar, mengatakan bahwa dugaan kebocoran data KPU tersebut merupakan hasil dari patroli siber.
“Dugaan kebocoran data KPU kami temukan dari hasil patroli siber yang dilakukan oleh anggota kami,” ujar Adi.
Sebagai tindak lanjut, saat ini kasus tersebut tengah diselidiki oleh Computer Security Incident Response Team (CSIRT) dan dikoordinasikan dengan KPU.
“Saat ini Team CSIRT sedang berkoordinasi langsung dengan KPU untuk berkoordinasi sekaligus melakukan penyelidikan,” pungkasnya. (Iz)