Diminta Tanggap Layani Jemaah, Ini Pentingnya Keberadaan KAROM Pada Penyelenggaraan Ibadah Haji

sekitarjambi.com – Ketua Regu (KARU) dan Ketua Rombongan (KAROM) memiliki peranan penting dalam melayani para jemaah haji, yakni membantu anggotanya tetap utuh, aman, tertib, serta dapat mencapai kemabruran dalam melaksanakan ibadah haji. KARU dan KAROM sendiri adalah orang-orang terpilih dari sekian banyak jemaah yang ada dalam sebuah Kelompok Terbang (KLOTER) untuk mengemban tugas melayani jemaah.
Keberadaan KARU dan KAROM dinilai memiliki posisi strategis antara petugas haji dan jemaah. Oleh karena itu, KARU dan KAROM memiliki kemampuan yang handal, cerdas, dan cepat dalam merespon permasalahan yang terjadi, serta berkomitmen yang kuat untuk melayani tamu Allah.
Tugas pokok KARU yakni meneruskan informasi dari KAROM dan petugas KLOTER, membantu, mengatur, dan menjaga anggota regunya agar tetap utuh, tertib, dan lancar dalam melaksanakan ibadah haji serta melaporkan permasalahan kepada KAROM.
Sedangkan tugas pokok KAROM yakni membantu pelaksanaan tugas Ketua KLOTER yang menyertai jemaah haji di bidang pelayanan umum dan ibadah, mengatur, membantu, dan menjaga anggota rombongannya agar tetap utuh dan tertib serta dapat mencapai kemabruran dalam melaksanakan ibadah haji.
Jelang prosesi seremonial pemulangan jemaah haji KLOTER BTH 21 pada Sabtu, 22 Juli 2023, sejumlah Ketua Rombongan menyampaikan cerita dan pengalaman mereka terkait penugasan saat berada di Tanah Suci.

Menjadi Ketua Rombongan 1 pada KLOTER BTH 21, H. Akhyar yang kesehariannya merupakan Penyuluh Agama Islam Honorer di KUA Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin menyampaikan bahwa menjadi KAROM, beragam pengalaman luar biasa dirasakan dengan berbagai penugasan yang diberikan.
“Suksesnya pelaksanaan ibadah haji secara organisasi itu sangat tergantung dengan KAROM. Sukses KAROM mengatur jemaahnya, maka tertiblah untuk melaksanakan ibadah haji. Kapan dia (jemaah) pergi melontar, kapan dia (jemaah) pergi umrah, kapan dia (jemaah) pergi tawaf, KAROM harus bisa menentukan berkoordinasi dengan Ketua-ketua Regu di bawahnya. Satu KAROM itu memimpin 41 orang jemaah,” ujarnya.
“Sebagai KAROM, kami mempunyai pengalaman yang sangat berharga sekali tentang bagaimana memimpin, mengayomi para jemaah yang terdiri dari 41 orang tersebut. Karena masing-masing jemaah itu punya kepribadian yang berbeda, mereka juga punya pendidikan yang tidak sama, bahkan ada yang tidak memahami berbahasa Indonesia yang baik. Dan disana pun mereka (jemaah) punya kepribadian yang berbeda, ada yang ingin berangkat sendirian, ada yang sampai tertinggal oleh teman-temannya, dan ada juga pendengaran yang kurang, ada penglihatannya yang kurang, bahkan ada juga yang selalu ingin bersama-sama tidak ingin tertinggal. Dalam hal-hal masalah-masalah makan, kemudian masalah snack-snack, dan lainnya itu semua jemaah menuntut agar KAROM mengayomi mereka (jemaah) dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.
“Subhanallah, karena berhaji memakan waktu antre yang lama, kemudian kesempatan untuk mengulang lagi itu sangat sulit, karena itu bagi kita yang sudah melaksanakan ibadah haji, Insya Allah semuanya mabrur, tugas kita mempertahankan kemabruran haji kita tersebut. Berbagilah pengalaman dengan orang yang akan melaksanakan ibadah haji,” harapnya.

Diutarakan pula oleh H. Siska Henri Pebri yang berprofesi sebagai wiraswasta dan merupakan Ketua Rombongan 6 pada KLOTER BTH 21, bahwa dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2023, pengalaman yang dirasakan dari segi pelayanan oleh Kementerian Agama RI, baik pelayanan kesehatan, akomodasi, dan transportasi dinilai cukup baik.
“Pengalaman saya sebagai KAROM, suka-dukanya, ketika kita harus melaksanakan rukun haji untuk pribadi kita, namun ada jemaah di rombongan kita yang LANSIA, yang membutuhkan bimbingan, kadang kita harus bisa-bisa dan pandai-pandai untuk mencari celah bagaimana untuk tidak meninggalkan rukun haji untuk pribadi dan juga bisa membantu jemaah-jemaah yang lainnya, terutama jemaah yang LANSIA,” ujarnya.
“Pengalaman paling berharga menurut saya ketika di Tanah Suci, ketika awal datang ke Tanah Suci, kita langsung melaksanakan umrah wajib, hati begitu bergetar melihat Ka’bah langsung, tak terasa air mata menetes,” lanjutnya.

Selain itu, H. Julatra Rusdi yang kesehariannya berprofesi sebagai Petugas Keamanan di SMA Negeri 2 Kota Sungai Penuh dan merupakan Ketua Rombongan 9 pada KLOTER BTH 21, bahwa dirinya bertugas sebagai KAROM dibantu oleh 4 Ketua Regu, melalui laporan yang disampaikan.
“Membantu para anggota yang melaksanakan ibadah tawaf sampai ke sa’i. Membantu para lanjut usia, setiap KARU dan KAROM kompak melaksanakan ibadah tanpa ada rasa beban. Saya selaku KAROM, bertanggung jawab semampu usaha saya membantu para anggota jemaah,” ujarnya.

Terpisah, dikatakan oleh H. Yan Apriadi selaku Ketua Tim Transformasi Digital, Perencanaan, dan Keuangan Haji Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi, bahwa pada penyelenggaraan ibadah haji, setiap KLOTER hanya berisikan lima orang petugas, terdiri dari Ketua KLOTER, Pembimbing Ibadah dan Tim Kesehatan. Tentu dengan jumlah jemaah yang ada, sangat membutuhkan bantuan, sehingga dibentuklah Ketua Rombongan dan Ketua Regu.
Ketua Rombongan merupakan jemaah yang diamanahkan sebagai koordinator dari sekitar 40 hingga 45 jemaah. Di dalam rombongan tersebut, ada Ketua Regu yang membawahi sekitar 8 hingga 13 jemaah.
Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023 ini, rerata untuk Provinsi Jambi, setiap rombongan terdiri dari 41 hingga 45 jemaah, sementara setiap regu terdiri dari 8 hingga 13 jemaah.
“Jadi satu rombongan itu kurang lebih 4 KARU-nya. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, (PPIH) meminta tolong kepada Ketua Rombongan dan Ketua Regu untuk membantu petugas KLOTER dalam melayani jemaah dan sama seperti tahun sebelumnya kita berikan insentif berupa reward dari Kementerian Agama RI karena telah membantu jemaah. Satu Ketua Rombongan itu sebesar Rp 1.250.000,- belum termasuk pajak. Jadi ya Alhamdulillah Kementerian Agama selalu memberikan reward,” ujarnya. (Mk)