Diklaim Tak Layak Dihuni, Masyarakat Cemas Atas Penemuan Pulau Baru di Tengah Danau Kerinci

sekitarjambi.com – Menyusul ramainya berita banjir yang merendam beberapa wilayah di Kabupaten Kerinci, baru-baru ini media sosial juga diramaikan dengan viralnya foto dan video yang menampilkan keberadaan tanah seperti Pulau Baru di Tengah Danau Kerinci, Sabtu (13/1/2023).
Penampakan tanah seperti pulau baru tersebut tepat di tengah Danau Kerinci berada diantara Pulau Tengah dengan Desa Seleman.
Keberadaan tanah seperti pulau di tengah Danau Kerinci tersebut dibenarkan oleh pihak UPTD Pariwisata Danau Kerinci, Usman. Ia mengatakan bahwa tanah tersebut cukup luas, bahkan diperkirakan lebih dari dua hektare.
“Tanah berukuran raksasa ini membawa pohon kayu yang hidup dan rumput-rumput yang hidup di pinggir danau,” ungkapnya.
Pasca viralnya foto dan video pulau baru di tengah Danau Kerinci tersebut, informasinya saat ini membuat masyarakat yang berada di dekat Danau Kerinci mulai cemas.
Hal tersebut dikhawatirkan tanah tersebut masuk dan tersangkut di pintu keluar air Danau Kerinci di Sanggarang Agung dan Tanjung Batu.
“Kami sangat berharap pemerintah dan pihak terkait termasuk SATGAS Bencana untuk membantu menarik ke pinggir atau membersihkan tanah ukuran raksasa yang hanyut ke Danau Kerinci kemarin ini,” ujar salah seorang warga yang tinggal di dekat Danau Kerinci, Rodi, Senin (15/1/2024).
Ia menyebutkan bahwa masyarakat yang berada di dekat Danau Kerinci merasa khawatir, jika tanah yang berukuran besar tersebut dibiarkan karena bisa menutup pintu keluar air danau di Jembatan Sanggarang Agung dan Tanjung Batu sehingga mengakibatkan banjir.
“Ini ancaman banjir kami yang tinggal di dekat Danau Kerinci, kalau menyumbat di pintu keluar air Danau Kerinci, itu bisa mengakibatkan banjir semakin parah dan bisa menenggelamkan desa yang saat ini masih terkena banjir,” ujarnya.
Sementara itu, Ahli Geologi, Dosen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Akmaludin, yang merupakan putra asal Kerinci, memberikan analisanya terhadap keberadaan pulau tersebut.
Menurut Akmaludin, daerah di sekitar Danau Kerinci merupakan endapan rawa, bahkan hampir seluruh dataran Kerinci sebenarnya merupakan sisa Danau Kerinci Purba dan meninggalkan banyak sekali genangan berupa rawa.
“Tanah rawa ini sifatnya mengambang, dalam Bahasa Kincai disebut Tanuh Ngapok. Tanaman yang tumbuh di atas Tanah Ngapok ini tidak mengakar kuat sampai ke dasar, sehingga ketika air danau meninggi maka sangat mudah sekali hanyut dibawa air,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia memperingatkan bahwa tanah tersebut berbahaya ditempati atau dibuat bangunan di atasnya. Ia juga memastikan yang hanyut mirip pulau tersebut bukanlah batuan, tapi tanah lembut.
“Makanya tidak bisa ditinggali apalagi dibangun struktur bangunan, karena tipis, tidak tebal makanya bisa hanyut,” jelasnya lagi. (Iz)