Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga Menurut Psikolog

sekitarjambi.com – Publik dihebohkan dengan kehidupan rumah tangga selebriti ternama, Lesti Kejora dan Rizky Billar. Lesti telah resmi melaporkan Rizky Billar atas dugaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pada Rabu (28/9/2022).

KDRT identik dengan kekerasan fisik. Namun perlu diketahui, KDRT tidak hanya tentang kekerasan fisik dalam rumah tangga, tetapi juga kekerasan batin dan segala sesuatu yang membuat sakit secara fisik maupun psikis, ketakutan hingga trauma.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004, KDRT merupakan setiap perbuatan terhadap seseorang, terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

Kasus KDRT harus ditangani dengan serius secara hukum untuk memberi perlindungan terhadap korban, serta memberikan konsekuensi hukum yang sesuai bagi pelaku.

Menurut pakar psikolog dari Universitas Negeri Padang, Prof. Dr. Mudjiran, dampak psikologis yang ditimbulkan oleh tindakan kekerasan umumnya cukup berat dan membutuhkan intervensi dari para profesional, baik bidang kesehatan, psikologi maupun hukum.

Sementara itu, psikolog dari Klinik Daksa, Intan Erlita M.Psi., mengungkapkan dampak KDRT pada bisa berakibat pada masalah kejiwaan sampai kematian.

“Gangguan psikis kalau dilihat secara fisik, misal penyakit fisik, kecacatan bahkan sampai kematian. Kalau dilihat secara kejiwaan, bisa menimbulkan trauma, depresi, gangguan panik, psikosomatis atau susah tidur (insomnia),” tuturnya.

Ia juga mengatakan, korban cenderung meenjauh untuk berinteraksi dengan masyarakat atau lingkungannya, sering mengurung diri di kamar akibat trauma yang diterima korban pada saat KDRT.

Korban akan lebih memilih untuk tidak bertemu orang-orang lain untuk menghindari topik atau pertanyaan-pertanyaan tentang KDRT yang dialaminya. (Iz)