50 Rapid Test Pemkab Tanjab Timur Difokuskan Untuk PDP Covid-19

sekitarjambi.com – Muara Sabak, Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah memperoleh 50 rapid test atau alat tes virus corona, dari Pemerintah Provinsi Jambi. Namun hingga kini rapid test belum digunakan, karena dipersiapkan hanya untuk pasien dalam pengawasan.

Kepala Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Timur, Ernawati membenarkan telah menerima rapid diagnostic test, atau yang disebut juga dengan rapid test. Rapid test merupakan alat yang digunakan untuk pemeriksaan tes virus corona secara cepat, menggunakan metode pemeriksaan cepat untuk melihat suatu infeksi di tubuh. Rapid test untuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur diterima pada 27 Maret 2020 dari Pemprov Jambi, usai mendapatkan 2.400 rapid test dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Ernawati menjelaskan, penggunaan rapid test nantinya akan difokuskan kepada pasien dalam pengawasan, mengingat keterbatasan jumlah rapid test yang diterima. Akan tetapi rapid test juga dapat digunakan kepada orang dalam pemantauan, yang telah menunjukan tanda-tanda atau gejala signifikan yang mengarah terjangkit virus corona. “Kita sudah mempunyai beberapa kreteria untuk ini dan sudah kita lakukan pemeriksaan,” ujarnya.

Mekanisme penggunaan rapid test cukup sederhana, yakni sampel darah diambil sedikit dari ujung jari. Lalu sampel tersebut diteteskan ke alat rapid test. Selanjutnya cairan pelarut sekaligus reagen akan diteteskan di tempat yang sama. Setelah 15 menit, hasil akan tampak di alat berupa garis. Karena rapid tes dilakukan dengan menggunakan sampel darah, di dalam sampel darah tersebut akan dicari immunoglobulin G atau IGG, dan immunoglobulin m atau igm. Keduanya merupakan bentuk dari antibodi atau bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Tercatat saat ini Tanjab Timur merupakan kabupaten yang paling sedikit jumlah ODP yakni 8 orang. Sepekan sebelumnya, jumlah ODP sempat mencapai 12 orang. Namun saat ini telah terjadi penurunan, karena banyak masyarakat yang mengerti terhadap kasus ODP. Dimana masyarakat secara mandiri melakukan isolasi, dengan terus menjaga kesehatan sekaligus meningkatkan imunitas tubuh selama masa inkubasi 14 hari. (Rma)