Tiba di Tanah Air, Jemaah Haji KLOTER Provinsi Jambi Ungkap Oleh-Oleh yang Dibawa dari Tanah Suci

sekitarjambi.com – Kepulangan para jemaah haji dari Tanah Suci selalu menjadi momen yang penuh haru, kebahagiaan, dan rasa syukur. Kini, jemaah haji asal Provinsi Jambi secara bertahap telah tiba di Debarkasi Haji Antara Provinsi Jambi.
Tentu tidak sedikit dari para jemaah haji yang membawa berbagai oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat. Buah tangan tetap menjadi bagian penting dari tradisi ibadah haji dan menjadi wujud kebahagiaan yang dibagikan kepada orang-orang tercinta di Tanah Air.
Tidak hanya membawa oleh-oleh berupa keberkahan spiritual dan pengalaman ibadah yang mendalam, para jemaah haji juga membawa beragam buah tangan. Oleh-oleh yang dibawa para jemaah untuk dibagikan kepada keluarga, kerabat, hingga tetangga di Tanah Air, juga menjadi simbol silaturahmi dan rasa cinta kepada sesama.

Pada kedatangan di Provinsi Jambi, salah seorang jemaah asal Kota Jambi yang berada dalam KLOTER BTH 14, yakni H. Recon Rastra Wahyudi, terpantau berbeda dari jemaah yang lain. Dengan mengenakan kopiah yang di atasnya berdiri kokoh boneka hewan unta, dirinya tampil beda dengan gaya yang ikonik.
“Alhamdulillah satu hari sebelum pulang, kami ada mencari keunikan sendiri dari jemaah yang lain, untuk menarik perhatian atau salah satu contoh untuk kegembiraan bersama. Ucap syukur kami setelah melaksanakan ibadah haji untuk kembali ke Indonesia dengan membawa unta di kepala. Rasa syukur kami bahwasanya kami telah pulang dari Tanah Suci. Karena dari Tanah Suci itulah hewan khusus di dunia ini yaitu unta, maka dari itu kami ambil ikon seperti ini,” ujarnya.
Dikatakan oleh H. Recon Rastra Wahyudi, kopiah yang ia pakai berasal dari negara Nigeria. Dari Tanah Suci, berbagai oleh-oleh ia bawa diantaranya yakni sajadah, serban, pakaian, dan karpet. Karena asiknya berbelanja, bahkan oleh-oleh pun sangat banyak sehingga harus dikirim melalui kargo, karena tidak bisa dibawa bersama kepulangannya ke Tanah Air.
“Alhamdulillah ada sajadah, kemudian sorban, kemudian baju jubah, baju gamis, dan tidak lupa batu cincinnya dari Tanah Suci ya. Alhamdulillah juga banyak yang lain, salah satunya kopiah ini juga dari Nigeria. Alhamdulillah dari seluruh (jemaah) KLOTER 14, kami yang dapat, cuma satu. Kami menyiasati untuk mengirim barang yang berlebih melalui pihak kargo. Karena kami bawa ambal, bawa karpet yang gede itu, jadi kami bawa melalui kapal,” ungkapnya.

Selain itu, Hj. Kadariah Yakub Harun yang merupakan jemaah haji KLOTER BTH 18 asal Kabupaten Kerinci, mengungkapkan bahwa berbagai macam oleh-oleh ia bawa dari Tanah Suci, diantaranya yakni gelang dan cincin. Tampak tiba di Debarkasi Haji Antara Provinsi Jambi menggunakan topi pantai, diutarakan oleh Hj. Kadariah Yakub Harun ini merupakan upaya ia menghindari terik panasnya matahari ketika di Tanah Suci.
“Oleh-olehnya macam-macam, banyak oleh-olehnya. Belanjanya ada di Mekkah, beli gelang-gelang, ada beli cincin. Ada juga di Madinah, tapi beda ya harganya agak mahal. Kalau topi ini memang kita belinya di Mekkah karena panas sekali di Mekkahnya,” ujarnya.
Dengan anggaran belanja oleh-oleh yang dihabiskan sekira Rp 10 juta, Hj. Kadariah Yakub Harun menuturkan bahwa di tengah ramainya jemaah membeli oleh-oleh secara online, dirinya tetap meyakini bahwa lebih baik bagi dirinya yang berhaji membeli buah tangan langsung dari Tanah Suci. Tidak hanya aksesoris yang ia beli, melainkan Kurma Ajwa pun menjadi oleh-oleh penting yang harus dibawa ke Tanah Air.
“Ya kita kan dari Mekkah, itu belinya di Mekkah. Di Mekkah harganya real. Ada ya, kurmanya macam-macam, ada Ajwa, ada lagi kurma Aliyah, dan juga makanannya macam-macam, tapi rasanya nggak sama. Ya ada sekitar lebih kurang Rp 10 juta,” ujarnya.

Juga merupakan jemaah haji KLOTER BTH 18 namun berasal dari Kabupaten Merangin, H. Grazel Iswanto, menuturkan bahwa oleh-oleh yang ia bawa dari Tanah Suci merupakan tanda mata bagi keluarga dan tetangga. H. Grazel Iswanto menuturkan bahwa salah satu oleh-oleh yang ia bawa contohnya yakni Gelang Kayu Kokka yang saat ini pakai.
“Dari awal kami berkomitmen salah satu tujuan utama kita di Tanah Suci adalah untuk menunaikan ibadah haji. Sebagai manusia ya tentunya kita memiliki keluarga, tetangga, dan sanak family yang dekat ataupun yang jauh, sehingga tentunya oleh-oleh itu yang yang kita cari untuk sebagai tanda mata. Contoh seperti yang saya pakai ini gelang kokka yang berwarna hitam, kemudian yang berwarna cokelat seperti kayu. Kalau disana harganya sekitar 5 real, cuma dapat kita tawar 10 real dapat 3 biji. Nah kemudian ada juga yang paling dicari disana terutama di Mekkah itu adalah coklat Abu Dhabi, karena di samping memang rasanya enak, anak-anak banyak yang suka, namun harganya juga lumayan mahal,” ujarnya.
Terpantau pada kedatangan di Debarkasi Haji Antara Provinsi Jambi, H. Grazel Iswanto mengenakan kopiah berwarna merah mencolok. Saat ditanya apakah kopiah tersebut oleh-oleh, ternyata jemaah haji yang merupakan petani kelapa sawit tersebut menuturkan bahwa kopiah tersebut dibawanya dari Indonesia. Pulang ke Tanah Air, ia bahkan berbelanja oleh-oleh Kurma Ajwa seberat delapan (8) kilogram.
“Kalau kopiah yang saya pakai ini bukan dari Mekkah, melainkan dari negara kita, bahkan beberapa pedagang disana memegang peci saya ini, ini made in Indonesia, ini dari Jakarta.
Kalau untuk gelang-gelang kokka, kemudian tasbih, itu belanja di Mekkah. Karena saya rasa untuk harganya relatif lebih murah dibandingkan di Madinah, cuma itu juga tergantung dengan tingkat penawaran kita. Terutama yang paling kita buru itu adalah Kurma Ajwa, karena Kurma Ajwa kurma yang paling disenangi oleh Nabi dan bisa sebagai obat. Jadi memang harganya lebih mahal dibandingkan dengan kurma yang lainnya. Kebetulan kami kemarin belanja 8 kilo,” ungkapnya.
Membawa oleh-oleh dari Tanah Suci bukan hanya soal materi, tetapi juga menjadi wujud kasih sayang dan doa kepada keluarga di rumah. Selain itu, oleh-oleh ini menjadi pengingat akan perjalanan spiritual yang penuh makna dan keberkahan. Bagi para jemaah haji, memilih oleh-oleh dengan tepat bisa menjadi cara indah untuk berbagi kebahagiaan dan kenangan suci kepada orang-orang tercinta di Tanah Air. (Iz)