Mengalami Demam, Batuk, dan Sesak Napas Dalam 14 Hari Setelah Kepulangan, Jemaah Haji Diminta Lapor Petugas Kesehatan

sekitarjambi.com – Fase pemulangan jemaah haji Provinsi Jambi berakhir pada Senin, 22 Juli 2024. Pada jadwal kepulangan reguler tersebut, para jemaah terpantau dengan suka cita kembali ke Provinsi Jambi, melalui Debarkasi Haji Antara (DHA) Provinsi Jambi.
Ketua Tim Penyelenggara DHA Provinsi Jambi Bidang Kesehatan, dr. Lia Agustina, menuturkan bahwa pulang dari beribadah haji di Tanah Suci, para jemaah harus selalu memperhatikan kesehatan. Dimana jika dalam 14 hari setelah kepulangan jemaah mengalami demam, batuk, dan sesak napas, maka harus segera berkomunikasi dan mendatangi petugas kesehatan terdekat, yakni puskesmas.
Berbagai penyakit infeksi yang dikhawatirkan terjadi pada kesehatan jemaah haji, salah satu diantaranya yakni meningitis. Dengan adanya laporan kesehatan, maka petugas kesehatan akan lebih mudah mengidentifikasi dan meminimalisir penularan kepada orang lain.
“Kepada jemaah yang sudah pulang dari ibadah haji, tetap memperhatikan kesehatannya yang paling utama dan penting itu adalah dalam 14 hari setelah kepulangan, jika ada yang demam, batuk, sesak napas, itu harus segera kontak ke petugas kesehatan terdekat dalam hal ini puskesmas. Jadi sampaikan bahwa yang bersangkutan baru pulang dari haji, jadi petugas kesehatannya akan mengetahui ini penyakit-penyakit infeksi apa yang mungkin terjadi pada jemaah. Petugas kesehatan bisa mengidentifikasi langsung dan akan memisahkan langsung jemaah tersebut, itu yang paling utama,” ujarnya.
Pulang dari Tanah Suci, para jemaah diimbau untuk senantiasa meminum air putih, melakukan istirahat yang cukup, dan tidak banyak melakukan aktivitas yang berat. Diketahui pula bahwa saat ini wilayah Provinsi Jambi pun tengah dihadapkan dengan musim kemarau, sehingga pola hidup yang sehat harus senantiasa diterapkan oleh para jemaah haji.
“Ini mungkin lebih kepada edukasi di dalam keluarga ya, menyampaikan kepada saudara-saudara, mungkin diberikan waktu untuk istirahat jemaahnya karena kadang-kadang memang yang membuat drop itu adalah karena kunjungan yang ramai,” harap dr. Lia Agustina.
dr. Lia Agustina menuturkan bahwa para jemaah yang pulang dari Tanah Suci, tiba di Tanah Air cenderung mengalami batuk, lantaran perbedaan cuaca yang ekstrem. Di Tanah Suci para jemaah terkadang tidak merasa haus, dengan kondisi suhu udara di Arab Saudi tinggi, namun kelembapannya rendah.
“Jadi kadang- kadang kita itu kurang minum air. Padahal disana efektivitasnya itu minum air itu setiap jam itu satu gelas. Nah, jadi kadang-kadang penyebabnya adalah minum, mungkin minumnya es air dingin. Kita harus perhatikan, ada beberapa juga yang mungkin karena infeksi oleh bakteri. Tapi yang paling sering adalah karena memang perubahan cuaca yang ekstrem,” ujarnya.
“Yang paling penting, jika memang ada kondisi demam, panas, batuk, sesak dalam 14 hari setelah kepulangan, harus segera melaporkan ke petugas kesehatan terdekat. Dan menyampaikan bahwa kita baru pulang ibadah haji, sehingga tata laksananya pasti akan berbeda.” tutup dr. Lia Agustina. (Mk)