Jemaah Haji Provinsi Jambi Berburu Oleh-Oleh di Tanah Suci

sekitarjambi.com – Menunaikan ibadah haji di Tanah Suci yang merupakan penyempurna Rukun Islam yang kelima, adalah impian setiap muslim di seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali bagi masyarakat Provinsi Jambi. Dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2024, tidak lengkap rasanya jika tidak mengulas oleh-oleh yang dibawa para jemaah dari Tanah Suci.

Bagi jemaah yang telah menunaikan ibadahnya di Tanah Suci, untuk kembali ke Tanah Air, mereka kerap dan terkadang menjadi hal wajib dengan membawa berbagai oleh-oleh untuk sanak keluarga. Beragam oleh-oleh dibawa mulai dari kurma, air zam-zam, kacang Arab, tasbih, gantungan kunci, boneka, hingga parfum atau minyak wangi.

Jemaah haji KLOTER BTH 27 Provinsi Jambi, H. Muhammad Ridwan, yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan swasta menuturkan bahwa oleh-oleh yang ia bawa didominasi adalah parfum dan kurma. Oleh-oleh yang dibawa dari Tanah Suci diperuntukkan H. Muhammad Ridwan bagi keluarga, teman-teman, dan relasi kerjanya.

“Oleh-oleh yang dibawa kebanyakan parfum, kurma, sama souvenir-souvenir untuk teman-teman saja. Di Mekkah-nya saya hanya beli souvenir. Cuma kalau parfum, yang banyak, yang bagus itu di Kota Thaif, di luar Mekkah dan Madinah. Di Madinah, kurmanya saya beli disana,” ujarnya.

“Kalau harga, kurma yang kualitasnya bagus itu kisaran antara 30 Real sampai 100 Real. Kalau yang 100 Real-nya itu Ajwa biasanya. Kalau saya sendiri kalau oleh-oleh untuk relasi kerja, keluarga sama teman-teman aja,” lanjut H. Muhammad Ridwan.

Turut merupakan jemaah haji KLOTER BTH 27 Provinsi Jambi, Hj. Robiatul Adawiyah, menuturkan bahwa dari Tanah Suci, oleh-oleh yang ia bawa adalah kurma dan camilan. Diceritakannya dengan penuh semangat bahwa antusias yang tinggi terhadap Tanah Suci, para jemaah berburu beragam oleh-oleh dengan berbagai pilihan dan harga.

“Kalau saya pribadi, bawa oleh-olehnya ya kira-kira tidak membebani, yang di Jambi juga tidak ada. Saya bawanya hanya kurma, makan-makanannya, camilan-camilan titipan anak. Karena kita sudah nunggu belasan tahun untuk naik haji, jadi sayang sekali kalau tidak bawa kenang-kenangan itu dari Tanah Suci. Bahkan ada ibu-ibu yang dari kita datang itu sudah hunting oleh-oleh. Jadi sampai waktu mau pulang aja, ada yang nggak muat tas-nya. Tapi kalau kayak saya udah wanti-wanti, ya pokoknya jangan sampai berlebih muatan sehingga menyusahkan. Bahkan yang tidak bawa uang Real, penjual disana, dia mau pakai uang Rupiah, Uang JOKOWI,” ungkapnya.

Dikatakan oleh Hj. Robiatul Adawiyah yang merupakan dosen di Universitas Islam Negeri Saifuddin Jambi ini, bahwa keberangkatan dirinya untuk beribadah haji merupakan kali pertamanya ke Tanah Suci. Bersama sang ayah dan ibu, Hj. Robiatul Adawiyah menuturkan bahwa untuk berbelanja oleh-oleh, baik di Kota Mekkah maupun Kota Madinah, semuanya tersedia.

“Saya pertama kali ya naik haji datang ke Kota Suci, kalau di Madinah kan belum tahu ya situasinya, jadi kita sudah hunting dari Mekkah. Ternyata di Madinah lebih enak, kalau di Mekkah jauh jalannya dari penginapan. Terus karena baru pertama itu belum tahu, jauh tempatnya, rupanya tempat belanjanya itu ya di depan Masjidil Haram juga. Tapi kalau di Madinah, dia sekitaran masjid gitu jadi lebih dekat dan lebih banyak pilihannya. Di Madinah ternyata lebih banyak pilihan, lebih dekat lokasinya, dan lebih murah ternyata,” ujarnya.

“Oleh-oleh yang luar biasa dari Tanah Suci itu sebenarnya rasa syukur dan melaksanakan ibadah haji tahun ini, bahwa Allah itu sebaik-baik menjamu tamu sebaik-baik tuan rumah. Kita dijamu dengan luar biasa, pelayanan ibadah haji tahun ini. Mudah-mudahan menjadi haji yang mabrur dan dapat kesempatan untuk beribadah haji atau umrah di kesempatan yang lain.” tutup Hj. Robiatul Adawiyah. (Mk)

Bagikan