5 Tips Selamat Saat Berdesakan di Tengah Kerumunan
sekitarjambi.com – Akhir-akhir ini banyak terjadi tragedi yang disebabkan oleh kerumunan, salah satunya adalah tragedi di Stadion Kanjuruhan dan pesta Halloween di Itaewon, Korea Selatan.
Tragedi tersebut sebagai pengingat bahwa berdesak-desakan di tengah kerumunan membawa risiko kematian yang tinggi. Serangan panik karena kekurangan oksigen membuat sulit bernapas.
Atas tragedi tersebut memunculkan berbagai tips untuk meningkatkan peluang aman saat berada di tengah kerumunan. Berikut tim sekitarjambi.com bagikan tips-tips aman dan selamat saat berada di kerumunan.
- Harus Tau Rute Pintu Keluar Darurat untuk Melarikan Diri Jika Terjadi Situasi Berbahaya
Sebelum memasuki venue yang ramai alangkah lebih baiknya memperhatikan tempat sekitar. Perhatikan dimana pintu keluar berada. Terlihat sepele, namun ini sangat berguna ketika sedang panik. - Tetap Berdiri Ketika Terjebak Desakan dalam Kerumunan
Jika sudah terjebak di dalam kerumunan, usahakan untuk menjaga badan agar tetap berdiri. Pastikan tidak ada barang yang tertinggal di bawah, agar tidak menghambat pergerakan. Dengan menjaga posisi tetap berdiri, maka bisa meminimalisir terjatuh dan menimpa orang lain. - Jangan Mendorong dan Bergerak Ikuti Arus
Reaksi mendorong biasanya menjadi salah satu sifat utama saat orang-orang terjebak desakan di dalam kerumunan. Jangan memaksakan diri untuk mendapatkan ruang dengan mendorong orang lain, tindakan ini justru bisa memicu reaksi orang lain yang lebih kuat. - Jaga Pernapasan
Oksigen sangat penting untuk mempertahankan pernapasan. Jadi pastikan terdapat ruang di sekitar dada dan jangan berteriak atau banyak bicara di tengah kerumunan kecuali memang perlu. - Hindari Dinding dan Benda Padat
Korban yang cidera hingga mengalami kematian yang terjadi dalam sebuah tragedi kerumunan, sebagian besar terjadi di sepanjang rintangan yang kokoh misalnya seperti tembok, gerbang, atau yang lainnya. Jika terjadi gelombang mendorong ke dinding, akan sangat berbahaya dibanding terdorong mengikuti arus manusia. (Iz)