PENDIDIKAN

Program Makan Bergizi Gratis Disorot Usai 6.452 Kasus Keracunan Mencuat

sekitarjambi.com – Kasus keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) telah mencapai angka ribuan sehingga memicu kekhawatiran masyarakat serta panggilan bagi Pemerintah RI untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh. Mengutip dari beberapa sumber berita, hingga Rabu (24/9/2025), sebanyak 6.452 kasus keracunan akibat MBG ditemukan di puluhan kota dan kabupaten di 16 provinsi di Indonesia. Atas hal tersebut, muncul dua opsi untuk tetap menghentikan sementara program tersebut dengan melakukan evaluasi menyeluruh, atau menghentikan dengan mengalihkan anggaran untuk pendidikan.

Mulanya, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, mengatakan bahwa ada temuan sebanyak 6.452 angka keracunan akibat MBG dalam rapat di DPR RI. Adapun angka ini termasuk penambahan 1.092 kasus per 21 September 2025 lalu.

“Laporan dari kawan-kawan yang kita sebar di beberapa provinsi. Jadi per 14 September kemarin, kami juga merilis ke media itu sudah di angka 5.360, lalu kemudian per 21 September kemarin, kita bikin PPT ini kita collect data lagi ternyata sudah tambah 1.092 kasus,” ungkap Ubaid.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, menyoroti temuan kasus keracunan dari Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia khawatir bertambahnya angka dugaan keracunan MBG membuat orang tua tidak mengizinkan sang anak untuk mengonsumsi MBG ke depannya.

“Saya jujur khawatir, saya sangat khawatir sudah atau akan muncul ketakutan di antara orang tua murid untuk mengizinkan anak anaknya mengonsumsi MBG di sekolahnya,” ujar Charles.

Meski demikian, saat ini Pemerintah RI melalui Badan Gizi Masional masih tetap menjalankan program MBG karena meyakini tujuan utamanya, yakni meningkatkan gizi anak bangsa masih penting. Meski sudah lebih dari 6.000 siswa menjadi korban keracunan, Pemerintah RI memilih melakukan perbaikan sembari tetap menjalankan program, bukan menghentikannya. Pemerintah RI beralasan bahwa sejumlah insiden tersebut bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan ke depan.

Namun, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, merespons soal adanya desakan agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan usai kasus siswa keracunan. Ia menyebut terkait penghentian program menunggu arahan Presiden RI Prabowo Subianto.

“Saya ikut arahan Presiden, tidak berani mendahului,” ujarnya pada Rabu (24/9/2025).

Dadan belum bisa memastikan kapan pihaknya akan membahas MBG bersama Presiden RI Prabowo Subianto. Ia mengaku masih menunggu kabar.

“Menunggu arahan presiden,” ujar Dadan.

Dadan memastikan bahwa saat ini BGN bersama tim telah bergerak cepat melakukan investigasi bersama pihak berwenang untuk memastikan penyebab pasti kejadian ini, serta mengambil langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang. (Iz)

Bagikan