Petugas KLOTER BTH 24 Ungkap Pengalaman Layani Jemaah di Tanah Suci

sekitarjambi.com – Di balik lancarnya pelaksanaan ibadah haji, ada peran besar para petugas haji yang tanpa lelah mendampingi, membimbing, dan melayani jemaah selama berada di Tanah Suci. Pada pemulangan ke Debarkasi Haji Antara (DHA) Provinsi Jambi Senin, 7 Juli 2025, beragam pengalaman pun diungkap oleh para petugas Kelompok Terbang (KLOTER) BTH 24.
Pengalaman dan kesan petugas KLOTER BTH 24 ini sangat beragam. Mereka merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam melayani tamu Allah SWT, meski tugas tersebut menantang. Mereka merasakan panggilan tugas haji merupakan tugas yang mulia dan pelayanan yang diberikan sebagai bentuk ibadah, bukan sekadar pekerjaan.

Seorang Petugas Haji Daerah (PHD) KLOTER BTH 24, H. Muhammad Amin, merasa sangat senang dalam melayani jemaah haji. Ia menuturkan bahwa jemaah KLOTER BTH 24 sangat menunjukkan kekompakan luar biasa, saling membantu dan menyemangati satu sama lain untuk bisa menyempurnakan ibadah haji. Pengalaman yang tidak terlupakan baginya yakni ketika melihat para jemaah saling membantu untuk melontar jumrah dan saat mengantre ke Raudhah.
“Kita tidak sedikit menemukan jemaah yang ikhlas membantu temannya yang lain, mendorong teman yang lain tanpa pamrih, dan itu kami lakukan baik dalam hal melontar jumrah, kemudian juga dalam hal lain sampai kita menuju Raudhah. Jadi mereka bersemangat untuk saling membantu rekan-rekan yang lain terutama yang Lanjut Usia (LANSIA),” ujarnya.
Hal yang paling berkesan dan indah lain baginya adalah ketika melayani jemaah LANSIA. Menurutnya, pelayanan tersebut penuh nilai kemanusiaan, keikhlasan, dan kedekatan emosional yang mendalam.
“Ya kesannya sehingga tidak bisa terukir saking indahnya, karena kita harus melayani mereka dengan baik. Terutama yang LANSIA, kita harus menyuapi mereka, kita harus merayu mereka supaya mereka mau makan, kita harus meyakini mereka apa yang mereka lakukan adalah suatu kebaikan yang luar biasa pahalanya dari Allah. Dan dalam hal lain, bagaimana bisa melayani mereka dalam berpakaian, memakai sepatu, memakai celana, bahkan ada jemaah lain yang memandikan, menggantikan pakaian mereka seperti pampers, dan seterusnya. Jadi sungguh semuanya sangat membahagiakan bagi kami petugas,” tuturnya.

Selain itu, seorang Petugas Kesehatan KLOTER BTH 24, dr. Hj. Yessi Okta Halita, membagikan pengalaman mengharukan selama lebih dari sebulan mengabdikan diri melayani para tamu Allah di Tanah Suci. Dimana hingga kepulangan ke Tanah Air, tidak ada jemaah KLOTER BTH 24 yang meninggal dunia di Tanah Suci.
Menurutnya yang paling berkesan adalah ketika harus berpisah dengan seorang jemaah yang tanazul keluar, dimana akan mengikuti pemulangan KLOTER BTH 27 yakni atas nama H. Bambang Hermanto Katorjo asal Kabupaten Muaro Jambi.
“Alhamdulillah jemaah kita masih lengkap. Adapun satu orang tertinggal, itu pun dalam kondisi baik, karena butuh oksigen dalam perjalanan pulang,” ujarnya.
Ia mengaku saat ini sudah memiliki ikatan emosional yang sangat kuat dengan jemaah H. Bambang Hermanto Katorjo tersebut. Karena sejak keberangkatan ke Tanah Suci hingga pemulangan ke Tanah Air, dirinya mendampingi dan merawat sang jemaah. Menurutnya sangat berkesan merawat jemaah tersebut, karena bukan sekadar pekerjaan medis merawat pasien, tetapi sudah seperti keluarga sendiri.
“Sangat menyentuh sekali yaitu ketika jemaah yang terpaksa saya tinggalkan dan tidak ikut di KLOTER BTH 24, karena itu jemaah yang paling saya jaga ketika berangkat, kemudian jemaah itu tidak bisa ikut dengan kita dan harus mengikuti safari wukuf dan terakhir pada saat pulang ini jemaah sampai menangis ingin ikut membersamai saya, ingin dijaga oleh saya saat dia pulang. Tapi maaf, saya tidak bisa melakukan itu dan terpaksa harus saya titipkan di KLOTER lain, sehingga sampai istrinya pun saya bawa, satu kamar dengan saya karena saya harus membersamai istrinya yang harus meninggalkan suaminya disana. Itu sangat berkesan, yang mana dia seolah-olah tidak hanya jemaah, sekarang saya merasa dia sudah menjadi saudara keluarga saya sendiri,” ungkapnya.
dr. Hj. Yessi Okta Halita menuturkan KLOTER BTH 24 berhasil pulang ke Tanah Air tanpa satu pun jemaah yang meninggal dunia di Tanah Suci. Pelayanan kesehatan dioptimalkan bagi jemaah kategori LANSIA, dimana setiap harinya petugas kesehatan bekerja sama dengan Pembimbing Ibadah, KBIHU, dan KARU/KAROM melakukan sweeping, dalam artian sebelum melakukan kegiatan, seluruh jemaah wajib melaporkan kondisi kesehatan terutama bagi jemaah dengan status Risiko Tinggi (RISTI).
“Jadi kita sangat melarang jemaah-jemaah yang berisiko untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat tidak wajib, sehingga jemaah-jemaah RISTI itu sendiri bisa dijaga dan tidak menimbulkan penyakit-penyakit yang semakin parah. Kemudian jika ada pengaduan atau laporan, kita langsung menanggapi jemaah tersebut secara cepat,” ungkapnya.

Selanjutnya, Petugas KLOTER BTH 24 dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), H. Muhammad Nuh, membagikan pengalaman berkesan sekaligus penuh tantangan selama mendampingi jemaah menjalani puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (ARMUZNA). Salah satu hal paling menonjol pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini adalah pemberlakuan sistem layanan dari pihak Arab Saudi melalui syarikah.
“Yang berkesan adalah perjalanan ke Arafah dan Muzdalifah ketika kita diberangkatkan ke Arafah kemudian mabit di Muzdalifah kemudian di Mina. Karena proses tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini ada 8 (delapan) syarikah dalam pelayanan ibadah haji. Dengan delapan syarikah, beda pelayanan, sehingga berbeda tenda. Berbeda syarikah, berbeda juga cara pelayanan mereka, itulah yang membedakan,” ungkapnya.
Di berbagai sisi pelayanan yang penuh tantangan, para petugas haji yang tergabung dalam KLOTER BTH 24 mengucap syukur, karena seluruh jemaah dapat menjalankan puncak ibadah haji dengan lancar. (Iz)