Webinar Literasi Digital Kota Jambi Ulas “Mempererat Tali Persaudaraan Melalui Media Digital”
sekitarjambi.com – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Jambi terus bergulir. Pada Selasa, 21 September 2021 mulai pukul dua siang, telah dilangsungkan Webinar bertajuk “Mempererat Tali Persaudaraan Melalui Media Digital”
Kegiatan masif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian KOMINFO RI ini, bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif, sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif untuk mengidentifikasi hoaks, serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Pada webinar yang dihadiri 163 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber berkompeten dalam bidangnya, yakni Deden Mauli Darajat, M.Sc. selaku Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Komunikasi dan Media (P2KM) UIN Jakarta, Dr. Iding Rosyidin, M.Si. selaku Dosen Komunikasi UIN Jakarta dan Konten Kreator YouTube (IRC 13), Citra Darminto, S.IP., M.MP. selaku Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan dan Manajemen, Pemerintahan FISIPOL Universitas Jambi, serta Reni Aryani, S.Kom., M.S.I. selaku Lektor & Sekretaris Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Jambi. Pegiat media sosial yang juga sebagai TV Host, MC, Comedian, dan Media Consultant, @fikrihkl bertindak sebagai Key Opinion Leader dan memberikan pengalamannya.
Pada sesi pertama, Deden Mauli Darajat mengatakan, dalam menjaga ruang digital perlu adanya gerakan menyebar kebaikan.
“Yang dilakukan adalah jangan bosan sebar kebaikan, jaga lisan dan tulisan kita, kontrol emosi kita, saling memaafkan dan bersabar, tidak mengulangi kesalahan dan peduli terhadap sesame,” ujarnya.
“Kita sudah mengalami transformasi budaya digital, salah satu indikatornya adalah teknologi telekomunikasi yang dulu sifatnya analog, sekarang menjadi digital semua,” ujar Iding Rosyidin selaku pembicara kedua.
Tampil sebagai pembicara ketiga, Citra Darminto menjelaskan, masyarakat Indonesia yang pancasilais adalah masyarakat yang memiliki karakter yang baik dalam mengamalkan dan mengimplementasikan nilai–nilai Pancasila.
Pembicara keempat, Reni Aryani menegaskan, jejak digital ibarat bom waktu yang siap meledak kapan saja.
“Bom ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang menargetkan pemilik jejak digital. Jejak digital pada media sosial bisa dijadikan identifikasi instansi bagi calon pelamar kerja, calon CPNS, calon pelamar beasiswa, bahkan promosi jabatan sebagai bahan pertimbangan,” ujarnya.
@fikrihkl sebagai key opinion leader dalam webinar ini menuturkan, pentingnya menjaga rekam jejak digital adalah memposting konten yang baik dan positif.
“Jadi perlu banget untuk memposting sesuatu selalu yang baik dan bagus karena dari situ kita juga bisa menjalin hubungan baru dengan orang lain karena postingan kita,” ujarnya.
Pada webinar kali ini, para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan. Terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber.
Elit Vervita, salah seorang peserta menanyakan “Bagaimana memberikan pendidikan literasi digital sejak dini agar anak-anak tahu bagaimana pentingnya digital skill atau kecakapan digital tetapi juga beretika, tahu batasan serta sopan santun/bertanggung jawab dalam penggunaan internet dengan baik. Kecakapan apa yang perlu dikuasai khususnya bagi anak-anak yang masih di bangku sekolah, apakah perlu ada batasannya atau dibiarkan saja menguasai kecakapan digital seluas-luasnya?”. Pertanyaan berikutnya oleh peserta bernama Muslihih ridho, yang menanyakan “Dalam penerapan budaya digital, khususnya penerapan budaya tradisional Indonesia secara digital seperti yang kita tahu bahwa beberapa budaya Indonesia masih dianggap sakral, apakah dengan penerapan budaya digital ini dapat mengurangi kesakralan dari budaya ini atau malah menjadi semakin sakral?”. Pertanyaan berikutnya oleh Rizki Anggun, “Bagaimana caranya untuk menanamkan mindset anak-anak muda untuk tetap mengedepankan nilai-nilai Pancasila dan melestarikan budayanya sendiri di era media digital saat ini?” dan pertanyaan keempat oleh Mahalitanur, “Bagaimana bisa oknum tersebut bisa mengetahui nomor saya? Apakah data saya bisa diperjualbelikan di darkweb dan bagaimana saya mengamankan data saya?”.
Diketahui, webinar ini merupakan kegiatan kedua puluh enam, dari 37 kali webinar yang akan diselenggarakan di Kota Jambi. (Tim)