Viral Ribuan Ekor Ikan di Desa Lopak Alai Mati Mendadak, Akademisi Sebut Adanya Perubahan Iklim
sekitarjambi.com – Muaro Jambi, Setelah beredarnya pemberitaan di media sosial mengenai matinya ribuan ekor ikan secara mendadak, yang berada di beberapa kolam di Desa Lopak Alai, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, tim redaksi sekitarjambi.com secara langsung menghubungi Tosa, selaku pemilik kolam di daerah tersebut.
Dalam percakapan singkat dengan pemilik 90% kolam di lokasi ini, Desa Lopak Alai kini tengah mengalami musim penyakit. Diutarakannya, tidak sedikit ikan yang mati akibat bakteri yang berkembang.
“Banyak ikan yang mati, penyebabnya karena bakteri. Tandanya di sekitar pusar ikan berwarna merah, sehingga ikan cepat busuk. Ikan mati sekarang ini karena lagi musim sakit.” ujarnya.
Ketika ditanya apakah seluruh ikan di sejumlah kolamnya mati, Tosa menjawab tidak demikian. Diutarakannya, tidak ada pengaruh dari keberadaan sumur bor Pertamina EP Jambi, jika ada informasi kematian ikan di kolam Desa Lopak Alai.
“Kolam saya ini jaraknya kurang lebih 30 meter dari sumur pengeboran Pertamina, tidak ada ikan saya yang mati. Alhamdulillah semua ikan yang saya punya tidak ada yang mati.” ujarnya.
Menanggapi hal ini, dosen Program Studi Budidaya Perairan Universitas Batanghari Jambi, Ir. Muhammad Sugihartono, M.Si. menyatakan, kematian ikan yang berada di kolam dipengaruhi sejumlah faktor, diantaranya yakni tingkat kepadatan ikan dan parameter kualitas air.
“Kita harus tau bagaimana sirkulasi arinya di kolam, apakah berjalan dengan baik dan apakah pola pemberian pakan teratur, sebanding dengan kebutuhan pakan ikan yang memiliki rumus 1 : 1,3.” ujarnya.
Lebih lanjut diutarakannya, endapan pakan sisa dan kotoran ikan juga bisa menjadi racun, yang kapan pun bisa saja mematikan ikan di dalam kolam.
“Jika cuaca tiba-tiba berubah secara drastis dari hujan ke panas ataupun sebaliknya, maka akan memicu kurangnya oksigen di dalam air, dan menjadi racun bagi ikan. Selain itu, pastikan endapan pakan sisa dan kotoran ikan tidak menumpuk hingga menjadi racun bagi ikan yang kita budidayakan.” ujar Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Batanghari ini.
Sementara dari pihak Pertamina EP Asset 1 Jambi Field, secara bersamaan menegaskan, Pertamina EP Jambi memastikan aktivitas pemboran di Desa Lopak Alai memenuhi aspek lingkungan. Diutarakan bahwa kegiatan pemboran migas yang dijalankan telah memenuhi aspek Health, Safety, Security, & Environment (HSSE), baik yang diatur dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam ketentuan pedoman yang berlaku di perusahaan.
Terkait adanya dugaan pemboran sumur minyak yang menyebabkan matinya ikan di kolam warga di Desa Lopak Alai Muaro Jambi, PEP Jambi telah menurunkan tim untuk memastikan kondisi aktual di lapangan.
Jambi Field Manager, Hermansyah menjelaskan, sesuai ketentuan yang berlaku di industri hulu migas, jarak aman dari lokasi pemboran ke wilayah permukiman adalah 100 meter. Selain itu, setiap lokasi pemboran juga telah dilengkapi dengan kolam-kolam kedap air, yang berfungsi menampung dan mengolah air dari kegiatan pengeboran, sehingga air tersebut senantiasa memenuhi baku mutu.
“Dalam setiap kegiatan pemboran, kami senantiasa memastikan dijalankannya aspek HSSE, agar kegiatan operasi dapat berjalan lancar serta untuk memastikan tidak terjadinya pencemaran lingkungan”, ujar Hermansyah.
Diketahui, kegiatan pemboran di Desa Lopak Alai dilaksanakan di sumur PPS-C, dan telah disosialisasikan sebelumnya kepada warga pada 16 Februari 2021, dengan dihadiri pihak Kecamatan, Desa, Polsek, Danramil serta masyarakat sekitar. (Tim)