Viral! Balita Diajak Orangtuanya Mendaki Puncak Gunung Kerinci, Begini Penjelasan Petugas Jaga

sekitarjambi.com – Media sosial dihebohkan dengan viralnya video seorang balita yang diajak mendaki Gunung Kerinci. Peristiwa tersebut diduga terjadi pada Agustus 2023 lalu.
Dalam unggahan video tersebut, terlihat seorang balita mengenakan jaket berwarna pink tebal. Sedangkan orangtuanya tersebut terlihat mengunakan topi dan berpakaian ala pendaki.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, diduga orangtua sang balita mengelabui petugas untuk mengajak anak mereka mencapai puncak gunung berapi tertinggi di Pulau Sumatera tersebut.
Keterangan dari Petugas Jaga R10 atau Pos Registrasi Pendakian Gunung Kerinci, Dudung, mengatakan bahwa balita bersama kedua orangtuanya tersebut melakukan pendakian selama dua hari, yaitu naik tanggal 15 Agustus 2023 dan turun pada tanggal 17 Agustus 2023.
Dudung mengatakan pihaknya telah menjelaskan kepada orangtua balita mengenai aturan membawa anak di bawah umur mendaki gunung. Salah satunya dengan didampingi guide atau porter.
“Kita akan melarang apabila tidak didampingi oleh guide atau porter dan terutama kedua orangtua dan disertai pernyataan yang dibubuhi materai. Bahwa semua yang terjadi di dalam melakukan kegiatan pendakian di luar tanggung jawab pihak pos,” ujarnya, Senin (11/9/2023).
Selanjutnya, Dudung, menyebutkan bahwa balita dan orangtuanya saat melakukan pendaftaran tidak dilengkapi dengan asuransi. Hal ini lantaran saat melapor ke pos penjagaan, orangtua balita tersebut mengaku hanya mendaki sampai selter I dengan ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut (mdpl).
“Berdasarkan tiket masuk kawasan pendakian Gunung Kerinci tidak ada asuransinya karena saat itu ada kedua orangtuanya datang ke pos jaga izin melapor mendaki dan akan sampai batas selter I, lalu pulang,” ungkapnya.
Dudung menyatakan, penjaga telah menyampaikan anak di bawah umur hanya dapat mendaki sampai titik aman pertama, bukan untuk summit atau puncak.
Selain itu, orangtua sang balita juga diminta tetap berkoordinasi dan melalui mekanisme aturan yang berlaku. Namun, hingga sore hari, balita dan orangtuanya tidak kunjung turun gunung.
Balita dan orangtuanya bersama guide dan porter baru turun dua hari kemudian. Kepada penjaga, orangtua sang balita mengaku mendaki hingga puncak gunung atau summit dan kembali dalam keadaan sehat.
“Kita sudah memberi tahu mereka batasan anak di bawah umur untuk melakukan pendakian. Namun, kita kaget mengetahui video yang beredar kalau mereka sudah sampai summit,” ungkapnya. (Iz)