Siap-Siap Macet! 14 Lokasi Baru Tambang Batu Bara Mulai Beroperasi

sekitarjambi.com – Jambi, Mulai bulan ini (Oktober) jalanan umum di Provinsi Jambi akan semakin rawan kecelakaan dan macet. Sebab, sebanyak 14 lokasi baru tambang batu bara mulai beroperasi, sementara solusi mengatasi kepadatan angkutan batu bara belum menunjukkan hasil.

Mulai beroperasinya 14 titik tambang batu bara tersebut diungkapkan oleh Direktur Lalu Lintas POLDA Jambi, KOMBES Pol Dhafi pada Senin (10/10/2022). Dhafi mengatakan, lokasi tambang tersebut antara lain berada di Kotoboyo (Batanghari), arah Tebo, dan Tempino (Muaro Jambi).

“Itu menambah kepadatan angkutan batu bara. Kalau diperkirakan, (angkutan batu bara) akan meningkat hingga 20 persen,” ujar Dhafi.

Merujuk pada paparan KAPOLDA Jambi, IRJEN Pol. A. Rachmad Wibowo, jumlah truk batu bara pada awal 2022 diperkirakan sebanyak 5.000 unit. Jumlah tersebut kemungkinan telah bertambah hingga 6.000 unit lebih pada semester kedua tahun ini (2022).

Dengan beroperasinya 14 titik tambang baru yang memungkinkan pertambahan 20 persen, maka jumlah angkutan batu bara menjelang akhir tahun ini (2022) sekitar 7.000-8.000 unit.

Dengan jumlah tersebut, potensi angka kecelakaan maut yang melibatkan angkutan batu bara diprediksi terus meningkat. Aliansi Advokasi Tambang mencatat, selama ini sebanyak 176 kecelakaan yang menewaskan 112 orang melibatkan angkutan batu bara di Jambi.

Padatnya truk batu bara di jalan umum diperparah dengan tidak kunjung terealisasinya jalan khusus batu bara. Belum lama ini, Gubernur Jambi Al Haris, sudah melakukan groundbreaking pembangunan jalan khusus batu bara Talang Duku-Tempino.

Pembangunannya dikerjakan oleh PT. Putra Bulian Properti. Namun, progress pekerjaan oleh perusahaan grup Wiltop milik Tanoto Jacobes alias Ayong tersebut belum terlihat.

Dengan kondisi saat ini, kemacetan terus mewarnai ruas jalan Muara Bulian-Jambi-Talang Duku, baik via Mendalo maupun Tempino. Bahkan pada Senin (10/10/2022), sekitar pukul 10.00 WIB, terpantau kemacetan total di ruas Tempino-Paal X-Jalan Lingkar Selatan.

KOMBES Pol. Dhafi mengakui kemacetan tersebut. Informasi di lapangan, salah satu penyebabnya adalah kerusakan sejumlah ruas jalan Lingkar Selatan. Menurut Dhafi, DITLANTAS sudah berkoordinasi dengan dinas dan Kementerian PUPR RI untuk mengatasi masalah ini.

“Tadi pagi kami sudah berkoordinasi dengan pihak PUPR. Saat ini mereka telah menutup jalan-jalan yang rusak itu. Mudah-mudahan dalam satu hingga dua hari ini bisa teratasi,” sebutnya.

Dhafi menjelaskan, penanganan masalah dan dampak kemacetan akibat angkutan batu bara harus dilakukan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Diantaranya adalah BAPPEDA yang berwenang dalam perencanaan. Sedangkan masalah kendaraan melibatkan dinas atau kementerian perhubungan, lalu penegakan hukum kewenangan kepolisian.

“Kepolisian juga tidak bisa berdiri sendiri. Kita menggandeng DISHUB dan SATPOL PP,” ungkapnya.

Lalu, masalah jalan menjadi tanggung jawab dinas atau Kementerian PUPR RI dan terkait kesejahteraan pemakaian jalan atau kesehatan diurus oleh rumah sakit dan Jasa Raharja.

“Jadi ada lima pilar. Kalau salah satu dari lima pilar itu tidak berfungsi dengan baik, ya, terganggu. Yang paling inti, jalur khusus batu bara harus terealisasi,” tambahnya.

Terpisah, KAPOLRESTA Jambi, KOMBES Pol. Eko Wahyudi menjelaskan, kemacetan yang terjadi di Jalur Tempino-Paal X-Lingkar Selatan disebabkan jalan rusak di Simpang Acai dan truk patah as di badan jalan.

Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto menyatakan, telah meminta kepada BPJN Jambi dan Dinas PUPR bersinergi memperbaiki jalan yang rusak. Ia juga mendesak rekanan segera bekerja dan menyelesaikan pembangunan jalan khusus batu bara. (Tim)

Bagikan