RSUD Raden Mattaher Diusulkan Jadi RS Rujukan Gagal Ginjal Akut

sekitarjambi.com – Jambi, Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi diusulkan ke Kementerian Kesehatan RI, untuk menjadi rumah sakit rujukan untuk kasus Gagal Ginjal Akut.

“Benar, kita usulkan agar bisa jadi RS rujukan kasus Gagal Ginjal Akut karena kalau kita lihat sekarang RS rujukan Gagal Ginjal Akut ini di Padang dan Palembang,” ujar Wakil Direktur Pelayanan RSUD Raden Mattaher Jambi, dr. Anton Trihartono.

Terkait hal ini, dr. Anton menuturkan, pihaknya akan melakukan memfollow up ke Kementerian Kesehatan RI untuk mengetahui tanggapan dari pengajuan ini.

“Karena misalnya dalam kasus emergency tertentu, kita sudah bisa melakukan tindakan yang dibutuhkan dan alatnya sudah ada, cuma memang ada beberapa kompetensi yang sedang didiskusikan, karena Dokter Spesialis Anak Nefron kita belum ada,” tambahnya.

Sebelumnya, seorang balita laki-laki berusia dua tahun yang sebelumnya didiagnosa menderita Gagal Ginjal Akut sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi, sehingga tidak ada lagi kasus di RS plat merah milik Pemerintah Provinsi Jambi ini.

Dijelaskan Anton, bahwa sebenarnya penyebab kasus Gagal Ginjal Akut dapat segera diketahui dan dilakukan penanganan, maka baik pula respon untuk sembuhnya.

“Itu bisa langsung sembuh total dan normal, penyebab kasus Gagal Ginjal Akut pada anak tersebut yakni gangguan saluran pencernaan sehingga urinnya menumpuk di kantung kencing dan lama-lama naik ke ginjal sehingga menyebabkan Gagal Ginjal Akut,” tambahnya.

“Sampai 1 November 2022 jumlah kasus (Gagal Ginjal Akut) ada 304, dirawat sebanyak 46 kasus, meninggal 159 kasus atau 52 persen, dan yang sembuh 99 orang,” ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril.

Syahril mengungkapkan, kasus tersebut tersebar di 27 provinsi. Terdapat 10 provinsi dengan kasus Gagal Ginjal Akut terbanyak, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dilihat berdasarkan usia, anak-anak usia 1-15 tahun mendominasi kasus dengan jumlah kumulatif mencapai 173 anak sejak Januari 2022.

Diikuti dengan bayi di bawah 1 tahun sebanyak 46 kasus, usia 6-10 tahun 43 kasus, dan usia 11-18 tahun mencapai 42 kasus. Berdasarkan jenis kelamin, pasien didominasi oleh laki-laki dengan porsi 59 persen dan perempuan mencapai 41 persen. (Tim)

Bagikan