Penipuan Arisan Online “Amanah Untung Real”, Korban Rugi Ratusan Juta Rupiah

sekitarjambi.com – Kota Jambi, Puluhan warga yang didominasi wanita muda mendatangi Mapolda Jambi, pada Senin 24 Mei siang. Ini terjadi, buntut panjang dari penipuan arisan online “Amanah Untung Real”, yang dikelola oleh seorang wanita cantik di Kota Jambi, yang belakangan owner arisan online itu bernama Devi, warga Kota Jambi.

Ratusan member arisan online tersebut didominasi wanita muda dari kalangan pelajar, mahasiswa, pengusaha, hingga karyawan swasta. Kerugian korban pun beragam, mulai dari 1 juta hingga 200 juta rupiah.

Salah seorang korban, Sri Devi mengaku hanya bisa pasrah, uang 230 juta rupiah miliknya raib untuk memasang modal bermain arisan ini. Wanita 19 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai owner olshop ini mengatakan, uang tersebut merupakan hasil dari usaha online shop miliknya yang telah digeluti beberapa tahun terakhir.

“Saat awal mengikuti arisan pada tahun 2020, saya mengaku aman dimana penarikan dilakukan tepat waktu. Berawal dari memasang slot 1 juta rupiah, saya pun tergiur memasang 12 slot, dan dijanjikan akan mendapat keuntungan dua kali lipat dari arisan tersebut. Tapi naas, pada 9 Mei mulai tampak gelagat buruk arisan tersebut, mulai dari tertundanya penarikan hingga alasan limit, karena ada member yang tidak membayar.” papar Sri Devi.

Atas gelagat tidak baik, kecurigaan member pun muncul, saat owner dan admin yang sulit dihubungi, sehingga member menduga uang tersebut dibawa kabur oleh pemilik arisan.

Hingga Senin 24 Mei, Subdit V Cyber Crime Polda Jambi telah menerima 208 laporan korban yang tersebar se-Indonesia, dengan nominal kerugian mencapai 1,78 miliar rupiah. Saat ini polisi masih terus mendata laporan dan mendalami laporan korban, baik dari posko pengaduan maupun google form yang disediakan.

Sebelumnya pada Jumat 21 Mei siang, ratusan warga Jambi merasa tertipu atas permainan arisan online “Amanah Untung Real” mulai melapor ke Polda Jambi.

Dari pengakuan salah seorang pelapor yang enggan disebutkan namanya, mengatakan korban arisan online tersebut mencapai ratusan orang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Ia mengaku mengalami kerugian hingga 50 juta rupiah. Dari total seluruh member, kerugian mencapai 2 miliar rupiah. Ia menuturkan owner berinisial D, tidak bisa dihubungi sejak mengalami kelambatan penarikan pada 9 Mei lalu.

Sementara korban lain yakni CM, saat dihubungi via whatsapp mengatakan arisan sudah dua kali putaran. Di putaran pertama, ia mengikuti arisan sejak 31 Oktober 2020. Pada putaran pertama, CM mengaku penarikan uang sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Maka dari itu, CM memutuskan untuk kembali ikut di putaran kedua pada 21 Maret 2021. Akan tetapi belum lama arisan bergulir, terjadi keterlambatan penerimaan uang.

Dalam hal ini, Kasubdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jambi, AKBP Wahyu Bram membenarkan adanya laporan tersebut. Untuk menghimpun laporan korban, Polda Jambi membuka posko pengisian laporan yang dapat diakses secara online. Sehingga korban tidak perlu datang ke Polda Jambi.

Diketahui, walaupun sudah banyak yang gigit jari akibat arisan online, tidak sedikit yang masih tergiur. Janji-janji keuntungan dari sistem menurun, yang tidak lain ialah perputaran uang penarik pertama hingga terakhir, menjadi permainan yang kerap dimanfaatkan penipu untuk memuluskan niat jahatnya. Kedoknya pun selalu sama. Di awal kemunculannya selalu tepat waktu, hingga akhirnya uang dilarikan oleh pelaku. Member direkrut dari media sosial melalui sejumlah influencer sehingga pengikutnya mulai percaya.

Seperti kasus arisan Amanah Untung Real yang tengah dilaporkan warga.

Cara kerja arisan menurun ini ialah:

Pertama, peminat akan disediakan pilihan list daftar beserta keterangan jangka wakty penarikan dan nominal setor.

Kedua, setelah peminat memilih, admin slot akan memasukkan ke dalam grup whatsapp anggota.

Ketiga, ketika slot penuh, barulah arisan tersebut dimulai.

Keempat, pembayaran per jangka waktu menggunakan sistem menurun. Artinya siapa yang berada di urutan atas list daftar, maka dialah harus membayar lebih banyak dari pada peserta di bawahnya. Keuntungannya dia bisa mendapat jatah penarikan terlebih dahulu. Semakin ke bawah, maka jumlah yang disetorkan pun sedikit, dan member mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Contohnya, arisan 10 juta rupiah dengan anggota 10 orang. Biasanya arisan ini dibatasi untuk 10 peserta selama 10 bulan. Peserta nomor urut 1 harus membayar Rp 1.350, nomor urut 2 harus membayar Rp 1.325. Jumlah yang disetorkan semakin menurun urutan nomornya, juga semakin sedikit. Sehingga peserta nomor urut 9 hanya membayar Rp 950, dan nomor urut 10 hanya membayar Rp 875.

Kelima, uang akan disetorkan terlebih dulu ke admin, dan admin gruplah yang mentransfer uang kepada penarik.

Anehnya dari informasi yang berhasil dihimpun, anggota arisan ini tidak saling kenal, bahkan antara owner dan member, namun berani mentransferkan uang begitu saja. Untuk itu, masyarakat harus cermat memilih arisan, dan mengenali pemilik dan sistem yang ditawarkan. (Dm)

Bagikan