Pembimbing Ibadah KLOTER BTH 24 Ungkap Cerita dan Pengalaman Membimbing Jemaah
sekitarjambi.com – Pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 Hijriah/2023 Masehi, masing-masing Kelompok Terbang (KLOTER) dikomandoi oleh petugas haji. Untuk KLOTER BTH asal Provinsi Jambi, petugas haji yang berada di masing-masing KLOTER terdiri dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) KLOTER, serta Petugas Haji Daerah dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (PHD/KBIHU).
Dimana PPIH KLOTER terdiri dari Ketua KLOTER, Pembimbing Ibadah, dan Tenaga Kesehatan yang mencakup dokter dan perawat. Sementara untuk PHD sendiri ditentukan oleh masing-masing kabupaten/kota dan KBIHU yang keberadaannya merupakan representasi partisipasi dan organisasi yang diatur dalam aturan dan Undang-Undang.
Dalam penyelenggaraan ibadah di Tanah Suci, masing-masing petugas haji memiliki peran dan tugas melayani jemaah. Salah satunya dalam mencapai kemabruran ibadah jemaah, petugas haji dalam hal ini Pembimbing Ibadah memberikan informasi dan pengetahuan terkait seluruh kegiatan ibadah yang dilakukan, baik saat berada di Mekkah maupun Madinah.
Pelayanan prima kepada jemaah harus menjadi tolok ukur dalam berinteraksi secara ramah dan sehat, seiring dengan pelayanan petugas haji dengan prinsip utama yakni ikhlas, tulus, dan bertanggung jawab.
Dalam melaksanakan tugasnya, pembimbing ibadah berfungsi melakukan bimbingan kepada jemaah, diantaranya yakni pengetahuan terkait syarat, rukun, dan wajib haji. Selain itu, pembimbing ibadah berperan dalam memberikan pengetahuan kepada jemaah terkait melafadzkan niat ihram dan talbiyah, menjelaskan makna wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, mempraktikkan Tawaf, Sa’i, melontar Jumrah, dan Tahallul, serta menginformasikan larangan-larangan ihram.
Tidak hanya itu, pembimbing ibadah turut berperan dalam menjelaskan makna dan tempat-tempat ziarah yang didatangi para jemaah di Mekkah dan Madinah. Dan yang terpenting adalah pembimbing ibadah berperan dalam menjelaskan dan mengawal kemabruran haji para jemaah, melalui informasi cara menjaga kemabruran tersebut.
Pada kepulangan ke Tanah Air tanggal 25 Juli 2023, disampaikan oleh Pembimbing Ibadah KLOTER BTH 24, Hj. Neni Sugianingtyas C., bahwa menjadi pembimbing ibadah dan merupakan petugas perempuan, banyak bantuan yang datang dari pihak lain.
“Saya dari Jawa Timur. Selama menjadi pembimbing ibadah ini, Alhamdulillah untuk membimbing jemaah perempuan sangat mudah. Karena disini banyak sekali bantuan-bantuan dari pihak lain, misalnya ketika di ARMUZNA,” ujarnya.
“Untuk waktu Tawaf, LANSIA itu juga ada yang kursi roda juga disendirikan, tidak campur dengan jemaah-jemaah yang masih bisa berjalan aktif. Kalau untuk LANSIA, jadwal sendiri biasanya dilakukan pada pukul 11.00 malam, pukul 12.00 malam itu pun ada bantuan dari pihak seksus, itu petugas Indonesia yang disana, kita ketemu disana nanti berapa jemaah itu didorong bersama disitu,” lanjutnya.
Dikatakan oleh Hj. Neni bahwa ketika sudah berada di Tanah Suci, para jemaah kembali dilakukan bimbingan terkait informasi ibadah. Tidak hanya dari petugas KLOTER, bimbingan ibadah turut dilakukan oleh petugas sektor.
“Ketika di Tanah Suci masih perlu ada bimbingan, dari petugas sektor Indonesia itu, melaksanakan bimbingan ibadah, jadi ada pertemuan setiap sektor itu melakukan pertemuan untuk KLOTER masing-masing. Jadi diberilah pengetahuan tentang apa sih ARMUZNA, apa sih Tawaf, apa sih Sa’i . Jadi kita dibimbing, disana itu tempat tanya jawab, tempat pokoknya apa kesulitan, dibantu sama mereka,” ujar Hj. Neni.
Dikatakan oleh Neni, menjadi petugas haji perempuan, tidak ada kesulitan yang dihadapi, melainkan petugas haji laki-laki turut membantu dan membimbing para jemaah yang membutuhkan pengetahuan dan informasi dalam beribadah di Tanah Suci.
“Nggak ada kesulitan, karena disini juga ada pembimbing ibadah laki-laki, juga sangat membantu. Kita dalam satu tim ini, kita berbaur,” ungkapnya.
“Ya uniknya itu, banyak LANSIA ya kadang kita itu ngomong itu sudah mengarahkan yang ini, tapi mereka juga ada yang nggak paham dan aja juga yang percaya dengan keyakinannya masing-masing,” lanjutnya.
Pengalaman dalam membimbing ibadah turut diutarakan oleh Petugas Haji Daerah (PHD) pada KLOTER BTH 24, yakni H. Mhd. Rasidin. Ia mengungkapkan bahwa dalam melaksanakan ibadah dengan baik, kategori jemaah dibagi menjadi tiga, yakni RISTI (Risiko Tinggi), LANSIA (Lanjut Usia), serta Fisik Sehat.
“Alhamdulillah semua jemaah BTH 24 bisa melaksanakan ibadah dengan baik, karena kita lihat situasi dan kondisi jemaah yang kita bagi menjadi tiga, yang pertama jemaah yang RISTI, yang kedua jemaah LANSIA, yang ketiga adalah jemaah yang memiliki fisik cukup kuat. Untuk jemaah yang RISTI kita bimbing dengan bimbingan ibadah dengan baik sesuai dengan kemampuan-kemampuan mereka, ketika mereka sakit mereka bisa melaksanakan ibadah sebagaimana tuntunan ibadah bagi orang-orang yang sakit. Kemudian untuk jemaah LANSIA, apabila LANSIA itu punya fisik yang kuat, maka mereka kita laksanakan ibadah sebagaimana mestinya. Tapi kalau LANSIA mohon maaf sudah agak pikun, kemudian sering lupa, kemudian kalau keluar kamar tidak tahu kamarnya lagi, untuk orang yang demikian tentu ada punya rukhsah-rukhsah sendiri atau keringanan sendiri dari syar’i dan melaksanakan ibadah. Yang ketiga mereka yang kelihatannya kuat dan segar, mereka kita minta bukan sekadar melaksanakan ibadah bagi mereka, tapi membantu para LANSIA membantu orang yang RISTI untuk melaksanakan ibadah,” ungkapnya.
Diungkapkan pula oleh H. Mhd. Rasidin bahwa terdapat dua rangkaian ibadah yang dapat dikategorikan berat oleh para jemaah, yakni pelaksanaan Tawaf dan melontar Jumrah.
“Ada dua rangkaian ibadah yang menurut kita terlalu berat dilakukan oleh jemaah, yang pertama melaksanakan Tawaf, karena kita datang itu kondisi Masjidil haram itu begitu ramai. Jangankan untuk melaksanakan tawaf, masuk pelatarannya saja itu begitu rumit, sehingga kita membutuhkan tenaga yang begitu kuat untuk bisa melaksanakan ibadah di Masjidil Haram. Yang kedua yang berat itu adalah melontar Jumrah. Jarak antara hotel antara tenda kita ke tempat melontar Jumrah itu lebih kurang sekitar 4 sampai 5 kilometer, kalau bolak-balik itu sudah 10 kilometer,” ujarnya.
Dalam moment kedatangan KLOTER BTH 24 di Debarkasi Haji Antara Jambi, Hj. Neni mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama RI kepada dirinya menjadi petugas KLOTER.
“Alhamdulillah saya disini sudah diberi kepercayaan untuk menjadi pembimbing ibadah di KLOTER BTH 24, semoga saya beserta para jemaah dijadikan haji yang mabrur,” harapnya. (Mk)