Mengundang Sahabat Religi, KANWIL Kementerian Agama Provinsi Jambi Sukses Gelar Kegiatan Peran Stakeholder Kehumasan dalam Moderasi Beragama di Era Transformasi Digital

sekitarjambi.com – Mengundang Sahabat Religi pada Rabu, 6 Desember 2023, Kantor Wilayah (KANWIL) Kementerian Agama Provinsi Jambi menggelar kegiatan Peran Stakeholder Kehumasan dalam Moderasi Beragama di Era Transformasi Digital. Bertempat di Kampoeng Radja Jambi, sebanyak 44 peserta dan panitia yang disapa dengan sebutan Sahabat Religi berpartisipasi menyukseskan kegiatan tersebut.

Hadir secara langsung sekaligus untuk membuka acara secara resmi yakni Kepala KANWIL Kementerian Agama Provinsi Jambi H. Zoztafia, S.Ag., M.Pd.I., Ketua Tim Humas, Data & Informasi KANWIL Kementerian Agama Provinsi Jambi Paspihani, S.Sos., para panitia dan peserta kegiatan.

Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Doa yang dipandu oleh H. M. Yazid, gelaran ini dilakukan selama sehari, dengan mengkombinasikan antara pemaparan materi pemahaman tentang ilmu jurnalistik dan fotografi serta videografi, implementasi teori melalui praktik pembuatan naskah berita dan konten video kreatif kegiatan, hingga capacity building guna membangun kekompakan stakeholder kehumasan di lingkup KANWIL Kementerian Agama Provinsi Jambi.

Dalam laporannya, Ketua Tim Humas, Data & Informasi KANWIL Kementerian Agama Provinsi Jambi Paspihani, S.Sos., menyampaikan bahwa Sahabat Religi merupakan mandatori di bawah naungan Biro Humas, Data, dan Informasi KANWIL Kementerian Agama Republik Indonesia.

“Ini menjadi penting bahwa bagaimana kegiatan ini untuk kita menyamakan persepsi, dari agenda pesan dari Bapak Menteri Agama, yakni 7 program prioritas Kementerian Agama RI. Pada kegiatan ini diikuti oleh ASN muda, para milenial, siswa lintas agama kemudian Pranata Humas dari sejumlah kabupaten/kota,” ujarnya.

“Kami harapkan setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta dapat menularkan pengetahuannya kepada kawan-kawan di tempat tugasnya masing-masing,” lanjutnya.

Sementara pada sambutannya, Kepala KANWIL Kementerian Agama Provinsi Jambi, H. Zoztafia, S.Ag., M.Pd.I. menyatakan bahwa salah satu program prioritas di Kementerian Agama RI adalah membangun strategi komunikasi dalam memberikan informasi terhadap para stakeholder pengguna layanan.

“Kita ini menyediakan pelayanan, tapi pelayanan itu jika tidak dipahami oleh masyarakat secara baik, maka walaupun sudah bekerja, kita akan dianggap tidak bekerja. Untuk itu salah satu aspek penting dalam manajemen Kementerian Agama RI adalah bagaimana memberikan informasi yang baik, informasi yang utuh, dan informasi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Jambi ini, atas pelayanan-pelayanan yang kita berikan. Dengan adanya media informasi, kami memberikan penjelasan yang baik kepada masyarakat agar tidak terjadi kesalahan komunikasi,” ujarnya.

“Saya berharap kepada teman-teman Pranata HUMAS di KANWIL dan Kementerian Agama Kabupaten/Kota untuk mempelajari secara baik segala aspek berkaitan dengan kehumasan, karena sekarang ini terutama di birokrasi Kementerian Agama, di Indonesia, bahkan di dunia, aspek strategi, komunikasi, dan penggunaan media terutama media sosial guna membangun kepercayaan terhadap birokrasi itu sendiri. Jadi, kita yang berada di pekerjaan kehumasan ini menempati posisi yang sangat penting, posisi yang strategis dalam pembangunan birokrasi Kementrian Agama,” lanjutnya.

H. Zoztafia turut mengatakan bahwa Pranata Kehumasan yang berhadapan dengan pihak internal dan eksternal, diharap mampu menyampaikan dengan cara berkomunikasi secara langsung maupun melalui tulisan, agar pelayanan oleh Kementerian Agama RI dapat optimal tersampaikan dan dipahami, serta menghindari adanya kecurangan maupun anggapan kecurangan.

“Fungsi informasi dari kehumasan itu penting, bagaimana dari setiap kegiatan kehumasan berperan aktif, humas bisa memberikan informasi, Peranan dari Humas dan berbagai program Kementerian Agama harus dielaborasi, harus tersampaikan kepada Masyarakat Provinsi Jambi. Bagaimana kita melakukan sosialisasi dengan baik pada berbagai kegiatan dan program kerja di bidang pendidikan islam, pelayanan urusan agama islam, pelayanan urusan pondok pesantren, dan di bidang pelayanan urusan penyelenggaraan ibadah haji, nah ini harus mampu dikemas secara baik disampaikan oleh para pranata humas, baik secara tertulis maupun lisan. Penting, kemampuan ini harus ditingkatkan agar bisa menguasai informasi yang benar, tugas berat dari teman-teman di bidang kehumasan adalah bagaimana menguasai teknologi informasi dalam bentuk media sosial, harus bisa memberikan pemahaman yang baik melalui media-media ini,” ujarnya.

“Bapak-bapak, ibu-ibu yang memang ditugaskan di bagian humas, nah ini sangat penting yakni bagian dari promosi kegiatan Kementerian Agama, harus kita lakukan melalui jari-jari para pranata kehumasan dan berbanggalah bekerja di bagian humas, karena ini akan menjadi pintu masuk informasi bagi orang lain kepada Kementerian Agama dan pintu masuk pembelajaran Kementerian Agama terhadap berbagai informasi lain di luar,” lanjutnya.

Pada gelaran kegiatan Peran Stakeholder Kehumasan dalam Moderasi Beragama di Era Transformasi Digital oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi, menghadirkan dua orang narasumber. Narasumber yang pertama yakni Ahmad Riky Sufrian yang merupakan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jambi menyampaikan materi terkait Menyusun/Membuat Publisitas dalam Moderasi Beragama di Era Digital dan narasumber yang kedua yakni Raden Muhamad Fazrin yang merupakan Direktur PT. Searah Media Organizer (Searah) menyampaikan materi terkait Fotografi dan Video Basic.

Dalam paparannya, Ahmad Riki Sufrian menyampaikan “Perkenalan Konten Berita” dimana harus disampaikan sesuai fakta, memenuhi unsur 5W1H yakni mengisahkan apa yang terjadi, mengisahkan dimana peristiwa itu terjadi, mengisahkan kapan peristiwa itu terjadi, menjelaskan siapa saja yang terlibat dalam sebuah peristiwa, menjelaskan mengapa peristiwa itu terjadi, dan menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi.

“Berita yang baik adalah berita yang tidak menyesatkan. Menulis berita harus bisa memiliki seni merangkai fakta-fakta dan tidak boleh memasukkan opini penulis. Menulis judul berita dengan menggunakan kalimat pendek dan menarik, menggambarkan poin pokok utama dalam berita, menggugah orang untuk membaca lebih lanjut, menggunakan kalimat aktif, dan tidak bombastis,” ujarnya.

“Membuat lead berita harus memuat paragraf pertama yang mengandung Sebagian atau seluruh unsur-unsur 5W1H dan berisi dua hingga tiga kalimat yang pendek dan efektif. Isi berita dimulai dengan hal-hal yang pentung dan menarik, pemaparan fakta tidak melompat-lompat, dan menggunakan Bahasa Indonesia yang mudah dipahami,” lanjutnya.

Selain itu, Ahmad Riki Sufrian memaparkan terkait Mobile Journalism (MoJo), dimana pada era digitalisasi saat ini, kerja jurnalistik mulai dari pengumpulan data/fakta, foto, audio visual, mengolah/mengedit, hingga menyiarkan sesegera mungkin dengan memanfaatkan gawai/smartphone.

“Kenapa harus Mojo? Karena di era saat ini teknologi digunakan untuk mendapatkan berbagai kemudahan yakni praktis, terjangkau, multichannel/platform, menggunakan aplikasi video sehingga editingnya sederhana, akurat dan cepat,” ujarnya.

Sementara itu, dalam paparannya, Raden Muhamad Fazrin menyampaikan “Transformasi Digital dan Foto/Videografi” dimana penggunaan teknologi dilakukan mentransformasi proses analog menjadi digital. Dalam hal ini, transformasi digital erat kaitannya dengan media, sebagai sarana komunikasi dalam penyampaian informasi.

Disampaikan bahwa dalam foto dan videografi, seseorang harus memiliki kemampuan untuk membayangkan hasil akhir dan kemudian mewujudkan dengan alat yang dimiliki. Hal ini menjadi penting pada tahap persiapan segala sesuatu dengan sangat matang sebelum proses produksi dimulai.

“Tujuan pra produksi yakni persiapan adalah mendapat gambaran untuk proses produksi yang akan dilakukan. Rancang dan siapkan kebutuhan yang ada, jadwalkan waktu produksi, tentukan peralatan, dan siapa saja personel dan pemain yang disesuaikan dengan tema dan lokasi,” ujarnya.

“Pelajari dan cari angle terbaik, ambil. Layaknya mata, jika foto dan videografi diambil dari sisi terbaik, maka kita mengkomunikasikan kepada orang lain yang tidak melihat secara langsung layaknya mereka merasakan indahnya moment yang kita tangkap,” lanjutnya.

Usai pemaparan oleh narasumber, para peserta antusias melakukan diskusi dan tanya jawab. Pada kesempatan ini pula, dilakukan praktik, yakni pembuatan naskah berita dan video kreatif dengan tema kegiatan yakni Peran Stakeholder Kehumasan dalam Moderasi Beragama di Era Transformasi Digital. Pada kategori pembuatan naskah berita dimenangkan oleh Siska Lidya Silaen, Kartika Irmawaty, dan Rini Febriani. Sementara pada kategori pembuatan video kreatif dimenangkan oleh Kartika Irmawaty, Rini Febriani, dan Tria Agda Marenty S.

Tidak hanya acara seremonial dan paparan, kegiatan Peran Stakeholder Kehumasan dalam Moderasi Beragama di Era Transformasi Digital turut dilengkapi dengan Capacity Building. Pada kegiatan ini, para peserta dipandu untuk melakukan ice breaking dan fun games dengan tujuan mengeratkan kebersamaan, kolaborasi, dan sinergi.

Diorganisir oleh PT. Searah Media Organizer (Searah), Peran Stakeholder Kehumasan dalam Moderasi Beragama di Era Transformasi Digital digelar dengan semangat Sahabat Religi dapat merealisasikan SMART, yakni Sinergi, Moderat, Adaptif, Responsif, dan Transformatif. (Mk)

Bagikan