Mengalami Kekeringan, Ini Tata Cara Shalat Istisqo dan Doa Meminta Hujan
sekitarjambi.com – Air merupakan kebutuhan dasar umat manusia. Tidak saja untuk kehidupan sehari-hari seperti memasak, minum, mandi, bersuci dan lain sebagainya, tetapi air juga dibutuhkan untuk pertanian atau perkebunan.
Ketika sumber-sumber air mulai terancam kering dan bisa menimbulkan bencana, Islam mengajarkan umatnya untuk memohon kepada Allah SWT dengan melaksanakan shalat istisqa dan berdoa meminta hujan.
Adapun tata cara melakukan shalat istisqa sebagai berikut:
- Imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan shalat berjemaah.
- Imam dan makmum, tanpa didahului azan dan iqamat, berniat membaca niat shalat istisqa yang berbunyi:
“Ushalli sunnat al-istisqai, rak’ataini mustaqbil al-qiblati (imaman/makmuman) lillahi taala”.
- Setelah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali takbir pada rakaat kedua.
- Pada setiap rakaat, imam membaca surah Al-Fatihah dan satu surah pendek secara jelas (jahr) yang dapat didengar oleh makmum.
- Dilanjutkan dengan rukuk, dua sujud dan duduk di antara dua sujud.
- Pada rakaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk tahiyat akhir serta membaca bacaan tahiyat, tasyahud, dan shalawat seperti yang dibaca dalam shalat wajib.
- Diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan serta ke kiri.
- Imam menyampaikan khutbah istisqa di hadapan jemaah. Khutbah terdiri dari dua kali yang disampaikan dengan berdiri, dan sekali duduk di antara kedua khutbah.
Rukun dan tata cara khutbah dalam shalat istisqa sama dengan yang dilakukan pada shalat ied. Yakni, membaca takbir 9 kali pada khutbah pertama dan takbir 7 kali pada khutbah kedua.
Dalam khutbah istisqa, dianjurkan khatib mengajak jemaah untuk bertobat dan meminta ampun atas segala dosa. Memperbanyak istighfar, dengan harapan agar Allah mengabulkan yang menjadi kebutuhan mereka.
Tiap mengakhiri khutbah, baik pertama maupun kedua, khatib disunnahkan membaca doa, dengan cara membalikkan badan dan membelakangi jemaaah untuk menghadap kiblat.
Adapun doa shalat istisqa yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi seperti Imam As-Syafii, Abu Dawud, dan perawi lainnya yakni:
“Allaahummasqinaa ghaitsan mughiitsan hanii an marii an (riwayat lain, murii an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan daa iman.”
Artinya, “Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi.” (Iz)