Cuaca Ekstrem, Aktivitas Nelayan Tradisional di Tanjab Timur Terdampak Serius

sekitarjambi.com – Hujan deras dan angin kencang yang melanda Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) dalam beberapa pekan terakhir membawa dampak serius bagi nelayan tradisional di wilayah tersebut.
Para nelayan terpaksa menghadapi gelombang laut tinggi dan cuaca tidak menentu, memaksa mereka untuk membatalkan pelayaran mereka dan kembali ke daratan.
Salah seorang nelayan yang berasal dari Kecamatan Kuala Jambi, Sulaiman, mengungkapkan bahwa cuaca buruk telah mengganggu aktivitas mereka.
“Kondisi cuaca yang tidak menentu dengan hujan deras dan angin kencang membuat gelombang laut menjadi tinggi. Hal ini memaksa kami, para nelayan, untuk tidak melaut dan kembali ke daratan,” ungkap Sulaiman pada Rabu (6/12/2023).
Meskipun cuaca saat ini masih relatif normal, Sulaiman memprediksi bahwa keadaan akan semakin buruk menjelang akhir Desember.
“Biasanya, hujan yang lebih lebat dan gelombang yang lebih tinggi terjadi di akhir bulan Desember,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sulaiman menyampaikan bahwa hasil tangkapan saat ini belum kembali normal karena memasuki musim penghujan.
“Dalam satu kali melaut, kami hanya bisa mendapatkan sekitar 20 ekor udang ketak yang siap jual,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa hanya udang ketak berukuran besar yang memiliki nilai jual tinggi, seharga Rp 38 ribu per ekor, sementara ukuran kecilnya dijual dengan harga jauh lebih murah, hanya Rp 2 ribu per ekor.
“Karena harganya yang murah, terkadang kami hanya menggunakannya sebagai lauk sehari-hari di rumah,” ungkapnya.
Seorang nelayan lain, Leman, menambahkan bahwa meskipun biasanya di akhir bulan Desember terjadi gelombang besar yang membawa hasil laut lebih banyak, kondisi tersebut tidak selalu menguntungkan.
“Gelombang besar memang meningkatkan hasil tangkapan, tapi tidak semua nelayan berani melaut. Hanya mereka yang memiliki kapal yang lebih besar. Kami, nelayan kecil, biasanya hanya menjaring di sekitar pesisir karena kami tidak ingin mengambil risiko,” ungkapnya.
Kondisi ini menyoroti betapa besar pengaruh cuaca ekstrem terhadap kehidupan nelayan tradisional. Selain mengancam keselamatan mereka, cuaca ekstrem juga berdampak langsung pada pendapatan dan kesejahteraan para nelayan, yang sangat bergantung pada hasil tangkapan laut.
Dengan prospek cuaca yang tidak menentu, nelayan tradisional di Kabupaten Tanjab Timur harus terus beradaptasi dan mencari solusi agar dapat menghadapi tantangan yang dihadapi. (AD)